A.
Latar
Belakang Masalah
Allah memberitakan bahwa tujuan penciptaan
kita tidak lain adalah untuk beribadah kepada-Nya, sebagaimana firman Allah, “Dan
aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah
kepada-Ku.” (Adz Dzariyat: 56). Ibadah
adalah segala sesuatu yang dicintai dan diridhai oleh Allah baik berupa
perkataan atau perbuatan, yang lahir maupun yang batin. Ibadah disini meliputi
do’a, sholat, nadzar, kurban, rasa takut, istighatsah (minta pertolongan) dan
sebagainya. Ibadah ini harus ditujukan hanya kepada Alloh tidak kepada
selain-Nya, sebagaimana firman Allah Ta’ala, “Hanya kepadaMu lah kami
beribadah dan hanya kepadaMu lah kami minta pertolongan.” (Al Fatihah:5)
Tidak semua orang menjadi seorang yang
taat kepada Tuhannya. Kenyataannya, banyak diantara mereka yang ingkar kepada
Tuhannya sehingga membawa mereka kepada perbuatan tercela.
Seorang yang imannya lemah cendrung
berbuat maksiat. Sebab, rasa takut kepada Allah tidak kuat. Lemahnya rasa takut
kepada Allah ini akan dimanfaatkan oleh hawa nafsu untuk menguasai diri
seseorang. Ketika seseorang dibimbing oleh hawa nafsunya, maka tidak mustahil
ia akan jatuh ke dalam perbuatan-perbuatan syirik seperti memohon kepada
pohonan besar karena ingin segera kaya, datang ke kuburan para wali untuk minta
pertolongan agar ia dipilih jadi presiden, atau selalu merujuk kepada para
dukun untuk suapaya penampilannya tetap memikat hati orang banyak.
A. Pengertian Syirik
Syirik (bahasa arab:
شرك
) adalah konsep dalam Islam
untuk merujuk pada aktivitas mempersekutukan Tuhan, aktivitas ini
sendiri memiliki lawan yakni konsep Tauhid yakni konsep Islam untuk
keesaan Tuhan.[1]
Definisi
syirik adalah lawan kata dari tauhid, yaitu sikap menyekutukan Allah secara
dzat, sifat, perbuatan, dan ibadah. Adapun syirik secara dzat adalah dengan
meyakini bahwa dzat Allah seperti dzat makhlukNya. Bisa juga diartikan seperti
ini, Syirik yaitu menyamakan selain
Allah dengan Allah dalam Rububiyyah dan Uluhiyyah Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Umumnya menyekutukan dalam Uluhiyyah Allah, yaitu hal-hal yang merupakan
kekhususan bagi Allah, seperti berdo'a kepada selain Allah disamping berdo'a
kepada Allah, atau memalingkan suatu bentuk ibadah seperti menyembelih
(kurban), bernadzar, berdo'a dan sebagainya kepada selainNya. Karena itu,
barangsiapa menyembah selain Allah berarti ia meletakkan ibadah tidak pada
tempatnya dan memberikannya kepada yang tidak berhak, dan itu merupakan kezhaliman
yang paling besar.
B. Bagian- Bagian Syirik
Syirik
terbagi dua: Syirik besar dan syirik kecil.
Syirik
besar mengeluarkan
seseorang dari agama, menggugurkan semua amal ibadah, pelakunya menjadi halal
darahnya, dan dikekalkan di dalam neraka apabila dia meninggal dunia dan tidak
sempat bertaubat. Yaitu memalingkan ibadah atau sebagiannya kepada selain Allah
seperti berdoa kepada selain Allah menyembelih dan bernazar kepada selain Allah
berupa ahli kubur, jin, syetan, dan selain mereka. Dan contoh berdoa kepada
selain Allah yang tidak bisa melakukannya selain Allah adalah seperti meminta
kekayaan dan kesembuhan, meminta hajat dan turun hujan kepada selain Allah. Dan
seperti yang demikian itu yang diucapkan orang-orang bodoh di sisi kubur para
wali dan orang-orang shalih, atau di sisi berhala berupa pohon, batu, dan yang
semisalnya.
Di antara
macam-macam syirik besar:
a. Syirik dalam takut: yaitu takut kepada selain Allah berupa berhala
atau patung, atau thagut, atau mayat, atau yang gaib (tidak terlihat mata,
pent.) dari bangsa jin atau manusia bahwa ia bisa membahayakannya atau
menimpakan kepadanya sesuatu yang dibenci. Takut ini termasuk tingkatan agama
yang tertinggi dan teragung. Barangsiapa yang memalingkannya kepada selain
Allah maka sungguh dia telah menyekutukan Allah dengan syirik besar. Firman
Allah:
فَلاَتَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِن كُنتُمْ مُّؤْمِنِينَ
Karena itu
janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu
benar-benar orang yang beriman. (QS. Ali Imrah : 175)
b. Syirik dalam tawakkal: Barangsiapa yang bertawakkal kepada selain Allah
dalam perkara yang tidak bisa melakukannya selain Allah, seperti tawakkal
kepada orang yang sudah meninggal dunia dan orang-orang yang ghaib serta
seumpama mereka dalam menolak bahaya, mendapatkan manfaat dan rizqi, berarti
dia telah menyekutukan Allah dengan
syirik besar. Firman Allah:
وَعَلَى اللهِ فَتَوَكَّلُوا إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ
Dan hanya
kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang
beriman". (QS. Al-Maidah :23)
c. Syirik dalam mahabbah
(cinta): Cinta kepada
Allah adalah cinta yang konsekuensi logisnya adalah kesempurnaan hina dan taat
kepada Allah. Inilah cinta yang murni hanya karena Allah. Tidak boleh
menyekutukan seseorang dengan-Nya dalam mahabbah ini. Maka, siapa yang cinta
kepada sesuatu seperti cintanya kepada Allah, berarti ia telah menjadikan
sekutu dari selain Allah dalam cinta mengagungkan, dan ini termasuk syirik.
Firman Allah:
وَمِنَ النَّاسِ مَن يَتَّخِذُ مِن دُونِ اللهِ أَندَادًا يُحِبُّونَهُمْ
كَحُبِّ اللهِ وَالَّذِينَ ءَامَنُوا أَشَدُّ حُبًّا للهِ
Dan di
antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah;
mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapan orang-orang yang
beriman amat sangat cintanya kepada Allah. (QS. Al-Baqarah:165)
d. Syirik dalam taat: termasuk syirik dalam taat adalah taat kepada
para ulama, umara (pemerintah), pemimpin dan hakim dalam menghalalkan yang
diharamkan, atau mengharamkan yang dihalalkan Allah. Ini termasuk syirik besar,
seperti firman Allah :
اِتَّخَذُوْا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُوْنِ اللهِ
وَالْمَسِيْحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَآأُمِرُوْا إِلاَّ لِيَعْبُدُوْا إِلَهًا
وَاحِدًا لآإِلَهَ إِلاَّ هُوَ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُوْنَ
Mereka
menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai Rabb-Rabb selain
Allah, dan (juga mereka menjadikan Rabb ) Al-Masih putera Maryam; padahal
mereka hanya disuruh menyembah Ilah Yang Maha Esa; tidak ada Ilah (yang berhak
disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. (QS.
At-Taubat :31)
Syirik Kecil: yaitu sesuatu yang dinamakan syirik oleh syara'
dan tidak sampai kepada syirik besar. Syirik ini mengurangi tauhid, tetapi
tidak mengeluarkan dari agama. Ia adalah sarana menuju syirik besar. Pelakunya
akan disiksa dan tidak kekal dalam neraka seperti kekalnya orang-orang kafir.
Darahnya tidak boleh ditumpahkan dan hartanya tidak boleh diambil. Syirik besar
menggugurkan semua amal ibadah. Adapun syirik kecil, maka ia menggugurkan amal
ibadah yang menyertainya. Seperti orang yang beribadah karena Allah, ia juga
ingin mendapat pujian manusia atasnya, seperti memperbaiki shalatnya, atau
bersedekah, atau puasa, atau berzikir kepada Allah agar manusia melihatnya,
atau mendengarnya, atau memujinya. Ini adalah riya, bila disertai amal ibadah
niscaya riya itu membatalkannya. Tidak ada ungkapan syirik dalam al-Qur`an
kecuali yang dimaksud adalah syirik besar. Adapun syirik kecil, maka terdapat
dalam sunnah-sunnah mutawatir.
Firman Allah :
قُلْ
إِنَّمَآ أَنَا بَشَرٌ مِّثْلَكُمْ يُوحَى إِلَىَّ أَنَّمَآ إِلاَهُكُمْ إِلَهٌ
وَاحِدٌ فَمَنْ كَانَ يَرْجُوا لِقَآءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلاً صَالِحًا
وَلاَيُشْرِكُ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
Katakanlah:"Sesungguhnya
aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku:"Bahwa
sesungguhnya Ilah kamu itu adalah Ilah Yang Esa".
Termasuk
syirik kecil adalah bersumpah dengan sesuatu selain Allah. Syirik kecil bisa
menjadi besar menurut apa yang ada di hati pelakunya. Maka, seorang muslim
harus berhati-hati terhadap syirik secara mutlak/absolot: yang besar dan kecil.
Syirik adalah kezhaliman yang besar yang tidak diampuni oleh Allah.
C. Sebab-sebab Manusia Menjadi Syirik
Ada tiga sebab
fundamental munculnya prilaku syirik, yaitu al-jahlu (kebodohan), dha’ful iiman
(lemahnya iman), dan taqliid (ikut-ikutan secara membabi-buta).
v
Al-jahlu
perbuatan syirik. Karenanya masyarakat sebelum datangnya Islam disebut dengan
masyarakat jahiliyah. Sebab, mereka tidak tahu mana yang benar dan mana yang
salah. Dalam kondisi yang penuh dengan kebodohan itu, orang-orang cendrung
berbuat syirik. Karenanya semakin jahiliyah suatu kaum, bisa dipastikan
kecendrungan berbuat syirik semakin kuat. Dan biasanya di tengah masyarakat
jahiliyah para dukun selalu menjadi rujukan utama. Dan dengan kobodohannya
mereka tidak tahu bagaimana seharusnya mengatasi berbagai persoalan yang mereka
hadapi. Ujung-ujungnya para dukun sebagai narasumber yang sangat mereka
agungkan.
v
Dha’ful
iimaan (lemahnya iman). Seorang yang imannya lemah cendrung berbuat maksiat. Sebab,
rasa takut kepada Allah tidak kuat. Lemahnya rasa takut kepada Allahni akan
dimanfaatkan oleh hawa nafsu untuk menguasai diri seseorang. Ketika seseorang
dibimbing oleh hawa nafsunya, maka tidak mustahil ia akan jatuh ke dalam
perbuatan-perbuatan syirik seperti memohon kepada pohonan besar karena ingin
segera kaya, datang ke kuburan para wali untuk minta pertolongan agar ia
dipilih jadi presiden, atau selalu merujuk kepada para dukun untuk suapaya
penampilannya tetap memikat hati orang banyak.
v
Taqliid.
Al-Qur’an selalu menggambarkan bahwa orang-orang yang menyekutukan Allah selalu
memberi alasan mereka melakukan itu karena mengikuti jejak nenek moyang mereka.
Allah berfirman, “Dan apabila mereka melakukan perbuatan keji, mereka berkata,
‘Kami mendapati nenek moyang kami mengerjakan yang demikian itu, dan Allah
menyuruh kami mengerjakannya.’ Katakanlah, ‘Sesungguhnya Allah tidak menyuruh
(mengerjakan) perbuatan yang keji.’ Mengapa kamu mengada-adakan terhadap Allah
apa yang tidak kamu ketahui?” [QS. Al-A'raf (7): 28]
D. Bahaya
Syirik
Perbuatan syirik
sangat berbahaya. Berikut ini beberapa bahaya yang akan menimpa orang-orang
pelaku syirik.
1.
Syirik
adalah kezhaliman yang nyata.
2.
Syirik
merupakan sumber khurafat.
3.
Syirik
adalah sumber ketakutan dan kesengsaraan.
4.
Syirik
merendahkan derajat kemanusiaan si pelakunya.
5.
Di
akhirat nanti orang-orang musyrik tidak akan mendapatkan ampunan Allah dan akan
masuk neraka selama-lamanya.
Allah SWT berfirman dalam QS.:
E.
Contoh Perbuatan Syirik
1.
Memakai
gelang atau benang dan semisalnya dengan tujuan menghilangkan mara bahaya atau
penangkal datangnya mara bahaya. Hal itu termasuk syirik.
2.
Menggantung
tamimah[2]
terhadap anak-anak, sama saja berasal dari kharz, atau tulang, atau tulisan.
Hal itu untuk menjaga diri dari 'ain[3] dan itu termasuk syirik.
3.
Tathayyur,
yaitu menganggap sial dengan burung atau seseorang atau suatu tempat atau
semisalnya, dan itu termasuk syirik karena dia bergantung kepada selain Allah
dengan keyakinan mendapat bahaya dari makhluk yang tidak mempunyai manfaat atau
mudharat untuk dirinya sendiri. Keyakinan ini termasuk gangguan syaitan dan
waswasnya, hal itu menolak tawakkal.
4.
Tabarruk
(mengambil berkah) kepada pohon, batu, tempat-tempat bersejarah/bekas, kubur,
dan semisalnya. Maka, meminta berkah, mengharap, dan meyakininya dalam
perkara-perkara itu termasuk syirik; karena ia bergantung kepada selain Allah
dalam mendapatkan berkah.
5.
Sihir:
yaitu yang samar dan halus sebabnya. Ia adalah nama dari jimat-jimat,
mentra-mentra, ucapan, dan obat-obatan, maka hal itu memberi pengaruh di hati
dan badan, lalu menyebabkan sakit atau meninggal dunia, atau memisahkan di
antara seseorang dan istrinya. Ia adalah perbuatan syetan, dan kebanyakan dari
sihir itu tidak bisa sampai kepadanya kecuali dengan perbuatan menyekutukan Allah.
Sihir adalah perbuatan syirik karena padanya mengandung ketergantungan kepada
selain Allah dari jenis syetan, karena hal itu termasuk mengaku mengetahui yang
gaib. Firman Allah:
وَمَاكَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَكِّنَّ
الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْر
Padahal Sulaiman tidak kafir (mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan
itulah yang kafir (mengerjakan sihir). Merek mengajarkan sihir kepada manusia
(QS. Al-Baqarah :102)
Terkadang sihir adalah perbuatan maksiat
yang merupakan bagian dari dosa besar, bila hanya dengan obat-obatan dan
sejenisnya saja.
6.
Meramal:
ia adalah mengaku mengetahui yang gaib, seperti memberitakan yang akan terjadi
di muka bumi karena bersandar kepada syetan, dan itu termasuk syirik; karena
mengandung pendekatan diri kepada selain Allah dan mengklaim mengetahui yang
gaib bersama Allah.
7.
Tanjim
(astrologi): yaitu mengambil dalil dengan kondisi falak (peredaran bulan dan
matahari) atas segala kejadian di permukaan bumi, seperti waktu bertiupnya
angin, turunnya hujan, terjadinya penyakit dan kematian, nampaknya panas dan
dingin, perubahan harga dan sejenisnya. Itu termasuk syirik; karena
menyandarkan sekutu bagi Allah dalam mengatur dan terhadap ilmu gaib.
8.
Meminta
hujan dengan bintang : yaitu menyandarkan turunnya hujan kepada munculnya
bintang atau tenggelamnya, seperti ia berkata: kita diturunkan hujan dengan
bintang ini dan bintang itu. Maka, ia menyandarkan hujan kepada bintang, bukan
kepada Allah. Ini termasuk syirik; karena turunnya hujan berada di tangan Allah,
bukan di tangan bintang dan yang lainnya.
9.
Menyandarkan
nikmat kepada selain Allah. Segala nikmat di dunia dan akhirat berasal dari Allah.
Barangsiapa menyandarkannya kepada selain-Nya, sungguhnya dia telah kafir dan
menyekutukan Allah. Seperti orang yang menyandarkan nikmat mendapat harta atau
sembuh kepada fulan atau fulan, atau menyandarkan nikmat perjalanan dan
keselamatan di darat, laut dan udara kepada sopir, nakoda, dan pilot, atau
menyandarkan mendapat nikmat dan terhindar dari mara bahaya kepada usaha
pemerintah atau individu atau bendera dan semisalnya. Maka, wajib menyandarkan
semua nikmat kepada Allah saja dan bersukur kepada-Nya. Adapun yang terjadi di
atas tangan sebagian makhluk hanyalah merupakan sebab yang terkadang membuahkan
hasil dan bisa juga tidak menghasilkan apa-apa. Terkadang bermanfaat dan bisa
juga tidak berguna. Firman Allah:
وَمَابِكُم
مِّن نِّعْمَةٍ فَمِنَ اللهِ ثُمَّ إِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فَإِلَيْهِ
تَجْئَرُون
Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu,
maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, maka
hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan. (QS. An-Nahl: 53)
F. Pengertian Khurafat
Khurâfat
secara bahasa berarti takhayul, dongeng atau legenda. Sedangkan khurâfy adalah
hal yang berkenaan dengan takhayul atau dongeng.
Dalam kamus
munawir khurafat diartikan dengan: hal yang berkenaan dengan kepercayaan yang
tidak masuk akal (batil)
Pengertian khurâfat dalam Islam
Khurâfat
ialah semua cerita sama ada rekaan atau khayalan, ajaran-ajaran,
pantang-larang, adat istiadat, ramalan-ramalan, pemujaan atau kepercayaan yang
menyimpang dari ajaran Islam .
Berdasarkan
pengertian di atas, khurâfat mencakup cerita dan perbuatan yang direka-reka dan
bersifat dusta. Begitu juga dengan pemikiran yang direka-reka merupakan salah
satu bentuk khurafat.
Takhayul
Secara
bahasa, berasal dari kata khayal yang berarti: apa yang tergambar pada
seseorang mengenai suatu hal baik dalam keadaan sadar atau sedang bermimpi.
Dari istilah takhayul tersebut ada dua hal yang termasuk dalam kategori
talhayul, yaitu:
1.
Kekuatan
ingatan yang yang terbentuk berdasarkan gambar indrawi dengan segala jenisnya,
(seperti: pandangan, pendengaran, pancaroba, penciuman) setelah hilangnya
sesuatu yang dapat diindera tersebut dari panca indra kita.
2.
Kekuatan
ingatan lainnya yang disandarkan pada gambar idrawi, kemudian satu dari
unsurnya menjadi sebuah gambar yang baru. Gambar baru tersebut bisa jadi satu
hal yang benar-benar terjadi, atau hal yang diluar kebiasaan (kemustahilan).
Seperti kisah seribu satu malam, Nyai Roro Kidul dan cerita-cerita khurafat
lainnya.
Takhayul
diartikan juga: percaya kepada sesuatu yang tidak benar (mustahil) . Jadi
takhayul merupakan bagian dari khurâfat.
Takhayul
menjadikan seorang menyembah kepada pohon, batu atau benda keramat lainnya,
mereka beralasan menyembah batu, pohon, keris dan lain sebagainnya untuk
mendekatkan diri kepada Allah (Taqarrub) atau karena benda-benda tersebut
memiliki ke-digdaya-an (baca: kesaktian) yang mampu menolak suatu bencana atau
mampu mendatangkan sebuah kemaslahatan. ini salah satu dampak takhayul. Jika
demikian maka Tauhid Rubûbiyyah dan Tauhid Ibadah seorang hamba akan keropos
dan hancur. Firman Allah;
"Kami
tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah
dengan sedekat-dekatnya"... (QS. 39:3).
Takhayul juga
merupakan senjata para ahli bid'ah dalam menguatkan argumennya dengan dalih
bahwasanya ini adalah sesuai dengan syari'at yang disandarkan secara dusta
kepada salafus shalih.
Di antara faktor-faktor yang mendorong terjadinya khurâfat ialah :
1.
Mudah mempercayai benda-benda takhayu.
2.
Dangkalnya ilmu agama.
3.
Terpengaruh dengan kelebihan seseorang atau sesuatu benda.
Penolakan Islam terhadap mental khurâfat
1.
Kepercayaan dan amalan dalam Islam berdasarkan keyakinan bukan sangkaan
(Dzan).
2.
Tidak mengikut hawa nafsu dan emosi.
3. Menolak taklid buta.
4.
Melarang kepada seorang muslim untuk menuruti pemimpin yang zalim.
5.
Menolak dakwaan tanpa bukti.
G. Ciri-Ciri Khurafat
1.
Tidak
didasarkan pada nas-nas syarak (al-Quran atau hadis Nabi sallallahu alaihi
wasallam.
2.
Cerita-cerita
rekaan, dongeng, khayalan atau karut.
3.
Bersumberkan
kepada kepercayaan-kepercayaan lama dan bercanggah dengan Islam.
4.
Menggunakan
objek-objek tertentu seperti kubur, pokok dan sebagainya.
5.
Mempunyai
unsur-unsur negatif dari segi akidah dan syariah.
6.
Berbentuk
pemujaan dan permohonan kepada makhluk halus
H. Bentuk-Bentuk Khurafat
Kepercayaan
kepada keramat seperti kubur, pohon, telaga, batu, bukit, tongkat dan
sebagainya.
Keramat
1.
Perkara
yang luar biasa.
2.
Anugerah
Allah kepada hambanya yang salih.
3.
Terjadi
daripada orang salih.
4.
Bukan
dari benda-benda seperti tembikar, kubur, pohon dll.
5.
Bukan
dari orang fasik.
6.
Kepercayaan
kepada sial majal seperti adat mandi safar, adat mandi membuang sial dan
sebagainya.
7.
Kepercayaan
kepada kekuasaan jin dan memohon pertolongan darinya seperti adat memuja
kampung, adat merenjis tepung tawar adat pantai dan sebagainya
I. Contoh-Contoh Khurafat
Diantara khurafat yang terjadi di
Indonesia adalah sebagai berikut:
Kualat Karena Melanggar Adat
Sebagian orang
menganggap bahwa upacara adat lah yang bisa menjaga keamanan dan kesejahteraan
mereka. Meninggalkannya berarti, siap menuai petaka.
Allah berfirman,
“Dan apabila
dikatakan kepada mereka: “Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah,” mereka
menjawab: “(Tidak), tetapi Kami hanya mengikuti apa yang telah Kami dapati dari
(perbuatan) nenek moyang kami”. (QS. Al-Baqarah 170)
Cegah Bencana Dengan Ritual Tolak Balak
Ritual yang
dimaksud adalah sesaji untuk taqarrub kepada jin yang mereka anggap berkuasa di
tempat itu. Seakan jin-jin itu mampu mengendalikan alam, mampu mendatangkan
banjir, mampu menjadikan gempa bumi dan tanah longsor. Ini adalah keyakinan
syirik paling berat yang bahkan tidak dilakukan oleh orang-orang musyrik.
Orang-orang musyrik dahulu menyekutukan Allah dalam beribadah, tapi mereka
tetap meyakini, bahwa yang mengendalikan semua urusan adalah Allah. Firman
Allah Qs. Yunus 31
Hilangkan Mimpi Buruk Dengan Membalik
Bantal
Mereka meyakini
dengan membalik bantalnya, maka arah mimpi menjadi berubah atau ‘epesode’nya
berganti. Ada pula yang berkeyakinan, dengan membalik bantal, maka apa yang
dialami dalam mimpi tidak menjelma di alam nyata.
Nabi telah
menjelaskan bahwa mimpi baik itu adalah dari Allah, sedang mimpi buruk itu dari
setan. Rasulullah bersabda,
“Mimpi baik
itu dari Allah, sedang mimpi buruk itu dari setan. Jika salah satu di antara
kalian bermimpi yang tidak disukai, maka hendaknya menghembuskan (dengan
sedikit ludah) kekiri tiga kali, lalu membaca ta’awudz kepada Allah dari
keburukannya, niscaya mimpi buruk itu tidak akan memadharatkannya.” (HR. Muslim)
Menanam Kepala Kerbau
Mereka meyakini
bahwa tradisi menanam kepala kerbau seolah suatu keharusan yang mengiringi
momen-momen penting. Seperti peletakan batu pertama suatu bangunan, pembangunan
jembatan, ritual sedekah bumi maupun tradisi larung untuk sedekah laut, kepala
kerbau hampir menjadi inti dari sesaji. Dalam hal ini Rasulullah bersabda, “Dan
Allah melaknat orang yang menyembelih (binatang) untuk selain Allah.” (HR.
Muslim)
Sial Karena Terkena Hukum Karma
Dalam bahasa
sansekerta, karma berarti perbuatan. Dalam arti umum, meliputi semua kehendak
(baik dan buruk, lahir dan batin, pikiran, kata-kata atau tindakan). Karma
dikenal juga dengan hukum sebab-akibat. Mereka yang percaya karma yakin bahwa
di masa yang akan datang orang akan memperoleh konsekuensi dari apa yang telah
diperbuat di masa lalu.
Sepintas ajaran
ini mirip dengan Islam, yang mengenal istilah ‘al-jaza’ min jinsil amal’,
bahwa hasil itu sepadan dengan usaha yang dilakukan. Padahal ada perbedaan
menyolok antara karma dan kaidah islam tersebut. Karma adalah bagian dari
kepercayaan Hindu-Budha. Karma tidak terpisahkan dengan ajaran reinkarnasi,
yang menyatakan bahwa setelah seseorang meninggal akan kembali ke bumi dalam
tubuh yang berbeda. Jadi, mereka meyakini hidup berulang kali di dunia,
mesklipun dengan wujud yang berbeda.
Musibah Karena Mendahului Kakaknya Menikah
Mereka meyakini
bahwa hal ini akan menjadikan kakaknya tidak laku, dan sang adik juga akan
menerima akibatnya karena lancang melangkahi kakaknya menikah. Sebagian yang
merasa terpaksa ‘melanggar’ adat itu mengharuskan sang adik untuk mengadakan
ritual plangkahan. Adapun islam mengajarkan untuk menyegerakan jika
dirasa sudah mampu. Tidak menjadi soal apakah ketika menikah kakaknya telah
menikah atau belum.
Selamatan Tujuh Bulan Dalam
Kandungan
Orang jawa
menyebutnya dengan mitoni. Menurut para pelakunya, ritual ini
merupakan bentuk syukur kepada sang Pencipta yang telah menyelamatkan ibu dan
calon bayi hingga berumur tujuh bulan. Harinya pun dipilih hari ‘baik’ bukan
sembarang hari. Bentuk ritualnya bermacam-macam, dari ritual siraman, calon ibu
berganti pakaian dengan 7 motif, lalu para tamu diminta untuk memilih motif
mana yang paling cocok.
Tujuan untuk
bersyukur tidaklah menjadikan ritual itu layak diikuti. Karena tujuan yang
benar harus ditempuh dengan cara yang benar pula. Hendaknya memperbanyak tahmid
dalam segala kondisi, yaitu Alhamdulillah ‘ala kulli haal, segala puji
bagi Allah dalam segala keadaan.
Kokok Ayam Ditengah Malam, Isyarat Wanita
Hamil Di Luar Nikah
Kepercayaan
seperti ini biasanya terjadi karena hasil utak-atik orang terhadap perkara yang
dianggap ganjil. Misalnya secara kebetulan ada kejadian yang berbarengan.
Keyakinan seperti ini tidaklah dibenarkan karena tidak berlandaskan dalil.
Sesaji Untuk Bersyukur
Diantaranya adalah
sesaji sebagian para nelayan untuk “Dewi Roro Kidul”, penguasa pantai selatan
dan juga sesajinya para petani untuk “Dewi Sri”, yang diyakini telah
menguningkan padi mereka. Sesajian ini adalah termasuk dari kesyirikan.
Nyadran Dan
Padusan-Jawa/Balimau-Minang Di Penghujung Sya’ban
Sebagian warga di
Magelang misalnya, mereka melakukan ritual sadranan di puncak Gunung
Tidar. Konon di sana terdapat petilasan Syekh Subakir.
Selain nyadran ada
juga ritual yang di sebut dengan “padusan” / mandi sebelum memasuki bulan
ramadhan. Di Sumatra Barat hal ini dikenal dengan Balimau, Padahal ritual
ini tidak pernah diajarkan Islam.
Sial Karena Kejatuhan Cicak
Mereka meyakini,
ketika kejatuhan cicak, maka bertanda mereka akan mendapatkan musibah. Sebagai
penangkal mereka segera memburu cicak tersebut dan menyobek mulutnya, supaya
musibah tidak jadi menimpanya. Hal ini disebut juga dengan tathayur yang
dilarang dalam Islam.
Nabi bersabda
barang siapa mengurungkan keperluannya karena thiyarah, maka dia telah berbuat
kesyirikan,” lalu para sahabat bertanya. “lalu apa tebusannya wahai
Rasulullah?” Beliau bersabda, “hendaknya engkau membaca, “Ya Allah, tiada
nasib baik kecuali nasib baik (dari)Mu, tiada thiyarah kecuali thiyarah-Mu dan
tidak ada ilah yang berhak disembah selain Engkau.” (HR. Ahmad)
Bintang Beralih Tanda Kematian
Keyakinan seperti
ini telah ada sejak zaman jahiliyah terdahulu. Ketika Nabi bersama para
sahabatnya sedang duduk-duduk, tiba-tiba terlihata di langit ada bintang
beralih, maka beliau bersabda, “Apa yang kalian katakan di masa jahiliyah
dahulu ketika melihat yang demikian?” Para sahabat menjawab, “Allah dan
Rasul-Nya lebih mengetahui, dahulu kami mengatakan bahwa pada pada malam itu
telah lahir seorang pria agung dan telah wafat laki-laki yang agung pula.”
Sebagai koreksi
dari keyakinan jahiliyah tersebut, Nabi bersabda, “Bintang itu dilempar bukan
karena seseorang yang mati ataupun lahir, akan tetapi Rabb kita Tabaraka wa
Ta’ala ketika memutuskan perkara maka bertasbihlah para malaikat penyangga
Arsy, kemudian bertasbihlah para penduduk langit di bawah mereka, hingga suara
tasbih tersebut sampai penduduk langit dunia ini. Kemudian para malaikat yang
berada di bawah penyangga Arsy bertanya kepada para penyangga Arsy, “Apa yang
telah difirmankan oleh Rabb kalian?” Lalu merekapun mengabarkan tentang apa
yang telah Dia firmankan. Maka sebagian penduduk langit mengabarkan kepada
sebagian yang lain sehingga kabar tersebut sampai ke langit dunia, ketika itu
jin mencuri dengar tentangnya untuk dibisikkan kepada walinya (dukun), lalu dia
dilempar dengan bintang tersebut. Maka jika mereka (berhasil mendengar)
kemudian mengabarkan sesuai yang didengar maka beritanya benar, akan tetapi
mereka suka membuat-buat dan menambahnya.” (HR.Muslim)
Tukar Cincin Pernikahan
Upacara tukar
cincin menjadi tradisi wajib bagi banyak kalangan, termasuk kaum muslimin.
cincin pernikahan pun sebagai barang bertuah yang memiliki arti sakral.
Berbagai mitos tentang cincin inipun berkambang di masyarakat. Konon, cincin
pernikahan itu bisa menjadi sebab kelanggengan bahtera rumah tangga. Bila ini
yang diyakini maka mereka telah terjebak kepada ksyirikan karena menganggap
cincin bisa mendatangkan manfaat ataupun madharat.
Tukar cincin
meskipun telah berkembang di kalangan kaum muslimin, bukanlah berasal dari
aturan islam atau teladan Nabi. Bahkan merupakan ritual yang memiliki nilai
religius dikalangan umat Nasrani. Maka melakukannya berarti menyerupai mereka,
padahal Nabi bersabda dalam haditsnya yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud. “Barang
siapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk golongan mereka.”
Sakit-Sakitan Karena Tak Kuat Menyandang
Nama
Sebagian orang
Jawa meyakini, tidak semua nama baik itu cocok untuk disematkan setiap anak.
Ketika mereka melihat anaknya sakit-sakitan berkepanjangan, segera mungkin
mereka mengubah nama anaknya. Karena mereka meyakini tidak adanya kecocokan
nama anaknya dengan aura pemiliknya.
Di dalam Islam,
tidak dipungkiri bahwa nama memiliki pengaruh bagi pemiliknya. Seringkali
ada kesesuaian antara nama dan yang diberi nama. Tetapi pengaruh tersebut lebih
kepada makna yang dikandung didalamnya. Islam melarang nama-nama yang
berkonotasi buruk.
Tabur Bunga Di Atas Pusara
Sebagian orang
islam melakukan hal ini dengan berkeyakinan supaya penghuni kubur diringankan
siksaanya. Beralasan dengan perbuatan Rasulullah ketika melewati dua kuburan
yang sedang disiksa, kemudian beliau megambi pelapah kurma dan membelahnya
menjadi dua bagian dan menancapkan kepada masing-masing kuburan. Para sahabat
bertanya wahai Rasulullah, mengapa Anda melakukan itu?” beliau bersabda, “Agar
keduanya diringankan siksanya selagi pelapah kurma itu masih basah.” (HR.
Bukhari dan Muslim)
Jika dengan
landasan hadits itu seseorang menaburkan bunga di atas kuburan, berarti dia
telah berprasangka buruk kepada mayat. Seakan dia memvonis bahwa si penghuni
kubur tengah menghadapi siksa. Sedangkan Nabi melakukan hal demikian atas dasar
pengetahuan beliau bahwa kedua penghuni kubur telah disiksa.
Reinkarnasi
Reinkarnasi adalah
keyakinan tentang regulasi ruh, yakni ruh orang yang telah mati akan menitis
kepada makhluk lain. Bisa berwujud manusia, bisa pula hewan maupun batu. Ajaran
ini dikenal dalam agama Hindu. Dalam agama Budha dikenal dengan istilah tumimbal
lahir (rebirth). Dalam dunia kejawen juga banyak beredar dongeng tentang
reinkarnasi dengan sebutan ‘titisan’. Tentu karena masih mewarisi budaya Hindu.
Kembali Suci Setelah Idul Suci
Definisi ‘kembali
suci’ hanya masyhur di kalangan masyarakat Indonesia. Kitab-kitab para ulama’
tak ada yang menampilkan definisi idul fithri sebagai hari kembali suci.
Kesalahan terjadi karena kata fithri dianggap sama dengan fithrah, padahal
berbeda. Setidaknya hal ini dapat dilihat dalam kamus Arab-Indonesia
Al-Munawwir halaman 1142, disebutkan bahwa makna al-fithru adalah
berbuka sedangkan al-fithrah adalah bermakna sifat pembawaan (yang ada
sejak lahir), fithrah. Berarti makna makna idul fithri adalah kembali berbuka
setelah satu bulan shaum, dan bukan kembali suci. Hal ini sebagaimana sabda
Rasulullah, “Adapun hari fithri adalah fithr (berbuka)mu dari shaum dan ied
bagi kaum muslimin.” (HR. Tirmidzi)
Jin Bertengger Di Gambar Bernyawa
Tentang jin yang
bertengger di gambar bernyawa, sejauh penulis (Abu Umar Abdillah) ketahui tidak
ada dalil yang menyebutkannya. Konon, keterangan itu didapatkan dari pengakuan
jin yang diinterogasi orang yang meruqya. Jika demikian, hal ini tidak boleh
kita jadikan sebagai landasan keyakinan. Disamping kemungkinan (bahkan besar
kemungkinan) jin berdusta, ini juga bersifat kasuistik. Karena keimanan
terhadap yang ghaib tidak boleh didasarkan kecuali dari sumber wahyu, Al-Qur’an
dan As-Sunnah.
Perihal gambar
bernyawa memang seharusnya kita bersihkan dari dinding rumah kita. Karena dalam
riwayat Imam Bukhari, Rasulaullah bersabda, “Malaikat tidak memasuki rumah
yang di dalamnya ada gambar bernyawa.”
Negeri Seribu Hantu
Setan memahami
betul tipologi manusia dengan berbagai macam corak adat dan budayanya. Mungkin,
membanjir dengan seribu hantu atau jin yang suka nongol adalah cara yang tepat
untuk menggiring manusia Indonesia menuju jurang kesyirikan, sesuai dengan
tipologi masyarakat Indonesia yang lekat dengan keyakinan animisme dan
dinamisme.
Menghadirkan Arwah Ghaib
Klaim semacam ini
sudah ada sejak zaman dahulu. Bahkan syaikhul Islam Ibnu Taimiyah di abad ke-7
Hijriyah telah banyak membuka kedok para penipu yang mengaku bisa menghadirkan
arwah orang yang sudah mati.
Termasuk dalam hal
ini adalah fenomena jelangkung. Sebenarnya yang hadir disitu bukanlah arwah
orang yang sudah mati. Karena mereka yang berada di alam barzah sudah mempunyai
kesibukan tersendiri. Bersenang-senang dengan nikmat Allah atau menghadapi
siksa Allah. QS. Az-Zumar 42.
Hewan-Hewan Keramat
Sebut saja kerbau
bule yang digelari Kyai Slamet di Solo, setiap malam satu Suro (Muharram)
ribuan orang datang untuk menyaksikan kirab sakral sang ‘kyai’ yang mengitari
alun-alun keraton. Ada lagi hewan bulus (kura-kura) di Klaten, dipercaya bisa
mendatangkan kekayaan.
Mitos hewan
keramat ini dikembangkan dengan mengisahkan kejadian-kejadian yang dikaitkan
dengan perlakuan terhadap hewan tersebut.
Kerbau
Bule adalah
sebutan untuk kerbau berwarna albino koleksi Kraton Surakarta Hadiningrat.
Sebagian masyarakat menganggapnya sebagai hewan keramat, sehingga memperlakukan
kerbau-kerbau itu melebihi manusia. Pada malam 1 Syura (1 Suro) dalam
penanggalan Islam, kerbau dan sejumlah pusaka koleksi kerajaan diarak
mengelilingi kompleks kraton.
Sebagian
masyarakat, bahkan rela berebut kotoran (tinja) yang dibuang soleh sang kerbau
karena dianggap bertuah. Kotoran itu, konon, bisa dijadikan obat bagi penderita
sakit, bahkan dianggap bisa mendatangkah berkah penglarisan bagi para pedagang
tradisional. Karena dikeramatkan pula, kerajaan mengangkat abdi dalem
yang khusus menangani si kerbau. Tentu, menjadi pawang kerbau keramat juga
menimbulkan kebanggan tersendiri bagi abdi dalem. Tak aneh, seorang abdi
dalem rela menciumi si kerbau.
Qulhu Sungsang Sebagai Mantera Kesaktian
Yaitu membalik
susunan surat Al-Ikhlas dan dibalik cara membacanya. Para pemburu kesaktian
banyak yang meyakini keampuhan qulhu sungsang. Ada yang menggunakannya sebagai
mantera untuk pukulan jarak jauh, untuk pelet dan untuk mengusir jin. Ini semua
hanya bualan semata dan tidak dibenarkan, karena telah memainkan ayat Allah
yaitu dengan membolak-baliknya.
Khadam Asma’ul Husna
Ada yang
menyebarkan khurafat, bahwa setiap Asma’ul Husna mempunyai khadam malaikat yang
siap melaksanakan maksud dari arti Asma yang dibaca. Keyakinan ini tidak
bersumber melainkan rekayasa belaka.
40 Hari Menjadi Orang Sakti
Masa 40 hari
terkesan memiliki makna khusus bagi orang-orang tertentu. Setidaknya bagi orang
yang ingin menjadi orang super, dengan bersemedi selama 40 hari. Alasan ini tidaklah
sesuai dengan syari’at.
Mendadak Sakti Dengan Ilmu Laduni
Kata “laduni”
diambil dari firman Allah QS. Al-Kahfi 65. Ilmu laduni di anggap sebagai ilmu
pemberian Allah kepada seseorang tanpa melalui proses belajar.
Debus Dianggap Karamah
Seperti atraksi
makan api, mengiris lidah dengan pisau dan atraksi-atraksi semisalnya. Mereka
menganggap hal-hal ini sebagai karamah. Keyakinan seperti ini tidaklah
dibenarkan, karena karamah diberikan kepada Allah kapan Dia menghendaki,
seringkali tidak direncanakan oleh orang yang diberi, maka tidak bisa
diatraksikan.
Primbon, Fengshui Dan Mujarabat
Orang Jawa
mengenal primbon, orang Cina mengenal Fengshui dan orang Arab mengenal
Mujarabat. Ketiga “kitab (tak) suci” tersebut hingga kini masih diyakini
keampuhannya oleh para penganutnya.
Rajah Penjaga Rumah
Rajah itu berupa
kertas bertuliskan huruf-huruf yang sulit dibaca dan dipahami maknanya, kertas
itu dilipat atau terkadang dibungkus dengan kain lalu dipaku di atas pintu.
Benda itu diyakini dapat menolak marabahaya yang bakal masuk ke dalam rumah.
Dan rajah ini termasuk syirik.
Mitos Biji Tasbih
Tasbih Kayu Setigi
Sebagai syariat /
fungsi untuk :
-
Meningkatkan
charisma
-
Penangkal
santet, guna-guna, dll
-
Kewibawaan
-
Keselamatan
jiwa
-
Penyembuhan
tulang/Rhematik
-
Memudahkan
rezeki(Persediaan terbatas)
Biji tasbih yang
dimiliki kiyai diyakini bisa menyembuhkan penyakit dan mencegah terjadinya
marabahaya. Bahkan seperti granat, kalau biji tasbih itu dilempar akan meletus.
Lalu mereka menganggap bahwa mengalungkan tasbih di leher sangat cocok sebagai
alat taqarrub kepada Allah. Ini juga penafsiran hasil otak-atik orang-orang
sufi, tak ada dasarnya dari Nabi sedikitpun.
Meramal Nasib, Dengan ‘Weton’ Dan Zodiac
Ini semua adalah
bentuk dari kesyirikan.
Misteri Angka 13
Angka tiga belas
dianggap sebagai momok karena diyakini sebagai sumber kesialan. Mungkin hanya
satu kasus, yang mana istilah angka ke-13 tidak menjadi momok, yakni gaji
ke-13.
Ajaran Baru Nabi Melalui Mimpi
Hal ini jelas
bathil, karena tidak mungkin Nabi menurunkan syariat baru. Allah berfirman,
“Pada hari ini
telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu
nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu.” (QS. Al-Maidah 3)
Jamasan pusaka
Demikianlah
kepercayaan sejumlah orang Jogja atau Jawa pada umumnya. Bahwa benda-benda di
sekeliling mereka memiliki jiwa.
Sebagaimana
memperlakukan makhluk bernyawa, maka benda-benda di sekitar mereka pun harus
diperlakukan secara istimewa. Animisme, barangkali itu anggapan orang. Namun
tentu saja bagi orang Jawa yang mempercayainya akan menyangkal hal terebut.
Apapun kata orang,
sejumlah benda di Keraton Yogyakarta memang diperlakukan secara istimewa.
Benda-benda tersebut antara lain adalah gamelan, kereta, dan aneka jenis
pusaka. Mereka dinamai layaknya nama manusia.
Kuburan Dikeramatkan
Beberapa waktu lalu kita semua
dikejutkan dengan peristiwa bentrok berdarah yang mengakibatkan beberapa oparat
penegak hukum meninggal dunia dan ratusan korban luka berat dan luka ringan,
dari kedua belah pihak, mulai dari anak kecil, remaja serta orang tua, pria
maupun wanita.
Kita semua tentu
prihatin dengan kejadian tersebut, sangat di sayangkan hal itu sampai terjadi,
padahal semestinya bentrok berdarah seperti itu bisa di hindari. Di satu pihak
ingin menertibkan tata kota Jakarta yang kumuh dan semrawut, dan di sisi lain
masyarakat berusaha untuk mempertahankan keberadaan bangunan situs bersejarah
berupa makam keramat salah seorang tokoh agama setempat yang dihormati dan di
sanjung-sanjung sebagian warga kota Jakarta dan juga masyarakat islam dari
berbagai kota lainnya bahkan mungkin seantero nusantara.
Pertanyaanya
adalah, apa hukum ini semua ?, seorang muslim tidak pantas ikut-ikutan
kebanyakan orang dalam beragama, bertindak dan berucap, karena akibatnya bisa
fatal, terjerembab kedalam kesesatan yang berakhir dengan lembah neraka.
Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Janganlah kalian melakukan perjalanan
ibadah kecuali ketiga masjid, masjidku ini (masjid Nabawi di Madinah), masjidil
haram, dan masjidil Aqsha. ( HR. Bukhari dan Muslim).
Dari sini kita
tahu bahwa wisata spiritual/rohani ke makam para wali songo dan para sunan, ke
Pamijahan, makam syaikh anu dan itu di larang dan tidak di syariatkan bahkan
merupakan perkara baru (bid’ah) dalam agama islan, amalannya tertolak tidak
berpahala bahkan berdosa.
Di riwayatkan dari Jundub
bin Abdillah, semoga Allah melimpahkan keridhoan-Nya kepada beliau, dia berkata
; aku mendengar Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda lima (malam )
sebelum wafatnya :Ketahuilah !, Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian
menjadikan kuburan Nabi-Nabi dan orang-orang shaleh mereka sebagai masjid,
sesungguhnya aka melarang kalian dari hal seperti itu. (HR. Muslim).
[2] Tamimah: sesuatu yang dikalungkan
di leher anak-anak sebagai penangkal atau pengusir penyakit, pengaruh
jahat yang disebabkan rasa dengki seseorang, dan lain sebagainya. (pent.
Dikutip dari terj. Kitab Tauhid, Muhammad Yusuf Harun MA.)
[3] Penyakit atau pengaruh jahat yang
disebabkan rasa dengki seseorang, pent.)
terima kasih banyak ya...dan ini sangat membantu
BalasHapus:)
terima kasih juga,, semoga bermanfaat :)
HapusAgen Slot Terpercaya
BalasHapusAgen Situs Terpercaya
88CSN game online yang lagi hitz dan banyak dimainin anak-anak muda sekarang lho,
Kamu Jangan takut, game Online yang satu ini Aman dan Mudah dimainin Kok.
atau hubungi kontaknya di WES88.COM
Contact Kami:
WA : 081358840484
BBM : 88CSNMANTAP
Facebook : 88CSN
Ayo Cobain, selain Seru , juga menguntungkan lho
Game mana lagi yang bisa ngehasilin Uang Asli
Let's Play togethe