Jumat, 08 Maret 2013

Akuntansi : Sebuah Ilmu Dengan Beragam Paradigma


A.  Konsep Paradigma
1.      Perubahan – perubahan revolusioner, teori-teori, dan paradigma ekuilibrium tersela
 Selama periode ekuilibrium, sistem akan menjaga dan melaksanakan pilihan dari struktur dalam mereka. Sistem akan membuat penyesuaian-penyesuaian yang melindungi struktur dalam dari gangguan internal dan eksternal, dan berbergerak secara perlahan mengikuti jalur yang telah ditentukan dalam struktur dalam.
2.      Teori umum Kuhn tentang Revolusi ilmiah
Struktur adalah suatu jaringan kerangka kerja, “pilihan –pilihan”  yang terindipenden dari suatu konfigurasi dasar yang menyusun unit-unit suatu sistem, dan aktivitas-aktivitas yang mempertahankan baik konfigurasi maupun pertukaran sumber daya yang dimiliki oleh sistem dengan lingkungannya. Struktur dalam pada sistem – sistem yang diciptakan manusia sebagian besar bersifat implisit.

B.  Macam – macam Paradigma
Usulan-usulan di bawah ini di buat oleh terbitan dari American Accounting Asociantion pada tahun 1997, yang berjudul Statement of Theory Appectance, paradigma-paradigma berikut ini di usulkan oleh terbitan tersebut:
1.    Paradigma antropologis
2.    Paradigma laba sebenarnya ( true-income )/ model keputusan.
3.    Paradigma keputusan( decision usefulness )/model keputusan.
4.    Paradigma kegunaan keputusan /pengambil keputusan( decision maker )/prilaku pasar agregat (agregate market bahavior)
5.    Paradigma kegunaan keputusan/pengambil keputusan/pengguna induvidu.
6.    Paradigma informasi/ekonomi

A.  Paradigma Antropologis/Induktif
Bagi mereka yang menerapkan paradigma antropologis/induktif, subyek permasalahan yang mendasar adalah :
1.    Praktik-praktik akuntansi yang sudah ada.
2.    Sikap manajemen terhadap praktik-praktik tersebut.
Para pendukung dari pandangan ini menyatakan secara umum bahwa teknik-tekniknya dapat di peroleh berdasarkan ata penggunaan mereka yang telah teruji atau bahwa manajemen memainkan suatu peranan utama dalam menentukan teknik-teknik yang akan di implentasikan.
Konsekuensinya, tujuan penelitian tujuan akuntansi yang di kaitakn dengan paradigma antropologis/induktif adalah untuk memahami, menjelaskan dan meramalkan praktik-praktik akuntansi yang sudah ada.
Empat teori dapat di pertimbangkan sebagai bagian paradigma antropologis/induktif :
1.    Ekonomi informasi
2.    Model analitiss/keagenan
3.    Perataanlaba/hipotesis manajemen penghasilan
4.    Teori positif dari akuntansi
Mereka yang menerapkan paradigma antropologis/indiktif cenderung akan menerapkan salah satu dari tiga teknik di bawah ini :
1.    Teknik-teknik yang di gunakan dalam penelitian perataan laba
2.    Teknik-teknik yang di gunakan dalam penelitian manajemen penghasilan
3.    Teknik-teknik yang di gunakan dalam penelitian teori positif

 B. Paradigma laba sebenarnya/deduktif
Bagi mereka yag menerapkan paradigma laba sebenarnya/deduktif, subyek permaasalahan yang mendasar adalah :
1.    Penyusunan suatu teori  akuntansi berdasarkan pada pemikiran yagn logis dan normatif dan ketegasan konseptual.
2.    Suatu konsep laba yang ideal pada metode lain sealain metode biaya historis.
ManNeal menyatakan suatu konsep laba ideal adalah seabagai berikut : Terdapat suatu definisi yang tepat  dari laba dalam artian akuntansi “laba” adalah  suatupeningkatan kaekayaan bersih
Alexandar yagn juga mengemukakan mengenai suatu konsep laba ideal :
Kita juga harus mengemukakan apakah laba ekonomi adalah suatu hal yang ideal, di man alaba akuntansi hanya memiliki perbedaan sampai sejauh tingkatan bahwa ideal adalah suatu hal yang secara pratik tidak  akan dapat terpenuhi, atau apakah laba ekonomi adalah suatu hal yang pantas bahkan tidak akan dapat di ukur dengan pasti.
Teori yang munculdar paradigma laba sebenarnaya/deduktif menyajikan alternatf-alternatifbag sistem akuntansi biaya historis. Secara umum ada lima teori yagn dapat di identifikasikan :
1.    Akuntansi tingkat harga yagn telah di sesuaikan (atau daya beli saat ini)
2.    Akuntansi biaya penggantian.
3.    Akuntansi nilai pembatasan.
4.    Akuntansi kontemporer(nilai bersih yang dapat di realisasikan)secara kontinu.
5.    Akuntansi nilai sekarang.
Masing-masing teori di atas menyajikan metode-metode alternatif darri penilaian aktiva dan penentuan laba yang di duga dapat mengatasi kelemahan-kelemahan dari sistem akuntansi biaya historis.
Bagi mereka yang menerima paradigma laba sebenarnya/deduktif umumya menerapkan pemikiran analitis untuk membenarkan penyusunan dari suatu teori akuntansi atau untuk mengungkapkan mengenai keunggulan-keunggulan dari model penilaian aktiva/penentuan laba tertentu selain dari akuntansi biaya historis.para pendukung dari paradigma ini umunya melaanjutkan dai tujuan dan postulat-postulat mengenai lingkungan hingga ke metode yang spesifik.

C. Paradigma kegunaan keputusan/model keputusan
Chambers tidak mengejar pandangan mengenai paradigma kegunaan/model keputusan (decision-model)ini. Ia lebih memilih untuk mendasarkan suatu teori akuntansi berdasarkan atas kegunaan dari” setara kas lancar” daripada para model-model keputusan dar kelompok-kelompok pengguna tertentu. Demikian pula, May menawarkan suatu daftar kegunaa dari akun-akun keuangan tanpa secara eksplisit menerapkan pendekatan model keputusan di dalam formulasi darri suatu teori akuntansi.[1] Menurut May, akun keungan di gunakan sebagai :
1.    Laporan mengenai kepengurusan.
2.    Suatu basis bagi kebijakan fisikal.
3.    Suatu kriteria mengenai legalitas dari deviden.
4.    Suatu pedoman untuk menyadarkan aktivitas dividen.
5.    Suatu basis bagi pemberian kredit.
6.    Informasi bagi calon-calon investor prospektif.
7.    Suatu pedoman mengenai nilai dari investasi yagn telah di hasilkan.
8.    Bantuan dari suvervisi pemerintah.
9.    Suatu basis untuk regulasi tingkat harga.
10.              Suatu basis untuk perpajakan.

Suatu sistem akuntansi hendaknya di rancang untuk memberikan informasi yang relavan terhadap model-model pengambilan keputusan yang rasional. Sistem akuntansi tidak dapat memberikan semua informasi yang di inginkan oleh semua pengambil keputusan dan oleh karenanya kita harus memutuskan untuk mengeluarkan beberapa jenis informasi dan memasukkan jenis-jenis informasi yang lainnya.
Membatasi model-model pengambilan keputusan ke model-model yanng rasional memungkinkan adanya pengecualian sekumpulan data berdasarkan atas tingkah laku dari pengambil keputusan. Ia memungkinkan kita untuk berrkonsentrasi padda hal-hal yang telh terbukti efektif dalam mencapai sasaran para pengambil keputusan.[2]
Bagi mereka yagn menerapkan model kegunaan keputusan/model keputusan. Subyek permasalahan yang mendasar adalah kegunaan dari informasi akuntansi bagi model keputusan.  Informasi yang relavan bagi suatu model keputusan atau kriteria akan di tentukan dan selanjutnya di implementasikan dengan memilih alternatif  akuntansi terrbaik. Kegunaan dari suatu model keputusan di samakan dengan relevansi terhadap suatu model keputusa.
Dua jenis teori dapat dimasukkan kedalam paradigma kegunaa keputusan/model keputusan. Jenis teori pertama berkaitan dengan perbedaan jenis-jenis model keputusan yang di kaitkan dengan pengambilan keputudan bisnis ( pemograman linier, penganggaran modal, sewa versus beli, buat versus beli dan seterusnya). Jenis teori yang kedua berhubungan dengan peristiwa-peristiwa ekonomi yang berbeda yang dapat mempengaruhi kelangsunga usaha(kebangkrutan, pengambil alihan, pengganbungan usaha, perringkat obligasi dan seterusnya).
Mereka yang menerima paradigma kegunaan model/model keputusan cenderrung untuk berganttung pada teknik-teknik empiris untuk menentukan kemampuan peramalan dari item-item informasi yang telah di pilih. Pendekatan umumnya adalah menggunakan analisis untuk diskriminan untuk mengklasifikasikan menjadi satu dari beberapa pengalompokan apriori, tergantung pada masing-masing karakteristik keungann individu.

D.Paradigma kegunaan keputusan/pengambil keputusan /prilaku pasar agregat.
Bagi mereka yang menerapkan paradigma kegunaan keputusan/pengambil keputusan/prilaku pasar agregat, subyek permasalahn yang mendasar adalah respons pasar agregat terhaddap variabel-variabel  akuntansi. Secara umum kegunaan keputusan dari variabel-variabel akuntansi dapat di peroleh dari prilaku pasar agregat atau yang di sajikan oleh Gonedes dan Dopuch bahwa hanya dampak-dampak dari prosedur atau spekulasi akuntansi alternatif yamg dapat dinilai dari prilaku pasarr agregat. Meonedes dan Dopuch pemilihan sistem informasi akuntansi akan di tentun oleh prilaku pasar agregat.
Hubungan antara prilaju pasarr agregatdanvariabeel akuntansi di dasarkan pada teori mengenai efesiensi pasarr modal. Menurut teori ini, pasar untuk surat berhargaakan di anggap tidak efisien di mana (1)harga pasar “sepenuhnya mencermink informasi” seluruh informasi yang terseedia untuk publik dan sebagai implikasinya(2) harga pasar adalah tidak biasa dan dapat dengan segera merespons informasi baru. Teori ini memiliki artian bahwa secara rata-rata, pengembalian yang abromal (kelebihan pengembalian darri ekuiblirium pengambilan yang di harapkan) yang di porroleh karena menerrapkan seperangkat informasi yang ada dan bersama-sama denagn skela perdagangan mana pun adalah nol. Perubahan perangkat informasi ini akan secara otomatis menghasilkan ekuiblirium baru. Bahkan teori  ini mengonfirmasikan parradigma prilaku pasar yang meliputi :
1.    Model pasar efisien.
2.    Hipotesis pasarr efisien.
3.    Model penetapan harga aktiva modal.
4.    Teori penetapan harga arbitrase.
5.    Teori ekuilibrium mengenai penetapan harga opsi.
Mereka yang menerima paradigma pasarr bergantung pada metode-metode berrikut ini:
1.    Model pasar.
2.    Model estimasi beta.
3.    Metodologi studi peristiwa.
4.    Model penilaian daro Ohslon
5.    Model evaluasi neraca tingkat harga.
6.    Model muatan informasi dari laba
7.    Model mengenai hubungan antara laba dan pengambilan.

E. Paradigma kegunaan keputusan/pengambil keputusan/pengguna individu
Hasil karya dari William Bruns dapat di anggap seebagai contoh pertama dari paradigma peangambil keputusan/pengambil keputusan/pengguna individu.[3] Bruns mengusulkan hipotesis yang menghubungkan penggunaan informasi akuntansi dan relevansi dari informasi akuntansi terhadap konsepsipengambil keputusan tentang akuntansi, dan informasi lain yang tersedia terhadap dampak informasiakuntansipada berbagai keputusan. Hipotesis-hipotesis ini juga di kembangkan dalam suatu model yang mengidentifikasi dan menghubungkan faktor-faktor yang mungkin menentukan kapan keputusan akan di studi mengenai bagaimana fungsi-fungsi dalam laporan akuntansi mempengaruhi perilaku dari para akuntan dan nonakuntan.
Bagi mereka yang menerapkan paradigma kegunaan keputusan/pengambil keputusan/pengguna individu, subyek permasalahan yang mendasar adalah respons dari pengguna individu terrhadap variabel-variabel akuntansi. Para penyokong paradigma ini berpendapat bahwa, secara umum kegunaan keputusan darri variabel akuntansi dapat di dapatkan dari prilaku manusia. Dengan kata lain, akuntansi di pandang sebagai suatu proses prilaku. Tujuan penelitian akuntansi keperilakuan adalah untuk memahami, menjelaskan, meramalkan prilaku manusia dalam konteks akuntansi. Paradigma ini menjaddi perhatian dari para pengguna internal akuntansi, prosedur dan menyokong informasi, serta masyarakat umum dan perwakilannya.
Kebanyakan penelitian yang berrkaitan dengan paradigma kegunaan keputusan/pengambil keputusan/pengguna individu telah di laksanakan keuntungan dari formasi yang eksplisit dari suattu teori. Umumnya, sebagai alternatif dari mengmbangkan teori-teori akuntansi keprilakuan yang tepat adalah meminjam darri disiplin ilmu yang lain. Sebahagian besar teor-teori yang di pinjam menjelaskan dan meramalkan prilaku manusia dalam konteks akuntansi dengan cukup memandai. Teori-teori yang di pinjam ini meliputi :
1.    Relavisme kognitif dalam akuntansi
2.    Relavisme kultural dalam akuntansi
3.    Dampak kprilakuan  dari informasi akuntansi
4.    Relavisme linguistik dalam akuntansi
5.    Hipotesis fungsional dan fiksasi data
6.    Hipotesis induksi informasi
7.    Hipotesis organisasional dan kelonggaran penganggaran
8.    Pendekatan kontinjensi terhadap perancangan sistem akuntansi
9.    Penganggaran partisipatif dan kinerja
10.              Model-model pemrosesan informasi manusia yang mencakup :

a)    Model lensa
b)   Model pertimbangan probabilistik
c)    Model prilaku prakeputusan
d)   Pendekatan gaya kognitif
Mereka yang menerima paradigma ini cenderung untuk menggunakan seluruh metode yang di dukung oleh teknik-teknik observasi, wawancara, dan kuesioner, sert percobaan adalah metode yang di sukai. Hal ini merupakam titik awal yang baik untuk validasi lebih lanjut.

F. Paradigma informasi/ekonomi
Contoh dari paradigma informasi/ekonomi yagn di ucapkan oleh Crandall, Feltham, serta Feltham dan Demski. Dalam makalah pendahulunya, Feltham mengusulkan suatu kerangka kerja untuk menentukan nilai dari suatu perubahan dalam keputusan informasi (pengambil keputusan). Kerangka kerja ini bergantung pada masing-masing komponen yang di butuhkan untuk menghitung pengembalian(atau manfaat) yang di harapkan oleh suatu sistem informasi tertentu. Komponen-komponen terrsebut adalah:
1.    Seperangkat tindakan-tindakan yang mungkin di alakukan pada tiap-tiap priode dalam suatu rentang waktu.
2.    Fungsi pengembalian atas peristiwa-peristiwa yang terjadi pada priode berlangsung.
3.    Hubungan probabilistik antara peristiwa-perristiwa masa lalu dan masa datang.
4.    Periwtiwa dan sinyal-sinyal dalam sistem informasi, terrmasuk sinyal-sinyal dari masa lalu dan masa datang.
5.    Seperangkat aturan-aturan kepututsan sebagai fungsi dari sinyal-sinyal.

Crandall menilai kegunaan dari paradigma informasi/ekonomi terhadap perkembangan masa datang dari teori akuntansi dan menawarkan pandekatan “ekonomi informasi terapan” sebagai suatu terapan mainstrem teori akuntansi yang baru. Sederhananya, pendekatan ini terdiri atas pengakuan secara eksplisit setiap komponendari model informasi/ekonomi dan memperluas ruang lingkup dari rancangan akuntansi untuk mencangkup selirih komponene-komponen ini.
Bagi mereka yang yang mengadaptasi paradigma informasi/ekonomi, subyek permasalahan yang mendasar adalah :
a.    Informasi adalah suaut komoditas ekonomi
b.    Perrolehan informasi adalah serupa dengan masalah mengenai pilihan ekonomi.
Nilai dari informasi di lihat dari segi kriteria biaya manfaat dalam struktur formal dari teori keputusan dsn teori ekonmi. Hal ini di jelaskan sebagai berikut :
Masalah yang di perdebatkan sehubungan dengan akuntansi akrual bergantung pada dasar-dasar pemikiran bahwa (1) laba yang di laporkan menurut akuntansu akrual melebihkan lebih banyak informasi dari pada  yang akan di berikan oleh sistem akuntansi berorientasi arus kas yang kurang begitu ambisius,(2) akuntansi akrual adalah cara yang paling efisien untuk menyampaikan tambahan informasi ini, dan juga sebagai akibat yang wajar, (3) nilaidari tambahan sistem informasi seperti itu melebihi biayanya.[4]


[1] May,G.O.,financial Accounting(New York”Macmillan, 1943),h. 19.
[2] Ibid.,h. 199.
[3] Bruns, William j., Jr., “Accounting Information and Decision making: Some Behavioral Hypotheses,” The
AccountingReview (juli 1968), h. 469-80.
[4] Beaver, Wiliiam, dan Demski, Joel S.,”The Nature of Income Measurment,” The  Accounting Review (januari 1979),h. 43

3 komentar:

  1. Terima kasih kembali telah mengunjungi blog ini :)
    saya mahasiswi dari jurusan akuntansi syariah..

    BalasHapus
  2. alhamdulillah terimakasih khaka ... informasi ini sangat bermanfaat dan membantu .. ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih kembali sudah mengunjungi blog ini de :) ^_^

      Hapus