A.
Konsep
Data
Data
( tunggal datum) adalah bahan keterangan tentang sesuatu objek penelitian yang
diperoleh di lokasi penelitian.
Data merupakan
salah satu komponen riset, artinya tanpa data tidak akan ada riset. Data yang
akan dipakai dalam riset haruslah data yang benar, karena data yang salah akan
menghasilkan informasi yang salah.[1]
Berikut ini adalah pengertian dan
definisi data menurut beberapa ahli:[2]
# Webster New World Dictionary
Data
adalah things known or assumed, yang berarti bahwa data itu sesuatu yang diketahui
atau dianggap.
# Zulkiffi A. M
Data
adalah keterangn atau bukti mengenai suatu kenyataan yang masih mentah, masih
berdiri sendiri-sendiri, belum diorganisasikan, dan belum diolah.
# Nuzulla Agustina
Data adalah keterangan mengenai
sesuatu hal yang sudah sering terjadi dan berupa himpunan fakta, angka, grafik,
tabel, gambar, lambang, kata, huruf-huruf yang menyatakan sesuatu pemikiran,
objek, serta kondisi dan situasi.
#H. J Sriyanto
Data adalah suatu keterangan atau
informasi tentang objek penelitian.
Dari beberapa defenisi data diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa data merupakan materi atau kumpulan fakta yang dipakai untuk keperluan
suatu analisa, diskusi, presentasi ilmiah, atau tes statistik.
Definisi data sebenarnya mirip dengan definisi
informasi, hanya saja informasi lebih ditonjolkan segi pelayanan, sedangkan
data lebih menonjolkan aspek materi.
Dari
kedua istilah ini dapat dicontohkan sebagai berikut: “kardi menginformasikan
kepada saya tentang peristiwa jatuhnya pesawat Lion Air di Semarang pada saat
kita bertemu di Bandara Juanda Surabaya”. Kata “menginformasikan” dalam kalimat
tersebut menunjukkan suatu pelayanan informasi, sedangkan peristiwa jatuhnya
pesawat Lion Air adalah data yang diinformasikan.
Berangkat
dari konsep yang demikian itu, maka yang paling banyak disinggung dalam
penelitian adalah data, baik itu jenisnya maupun teknik memperolehnya. Bahkan
pada penelitian tertentu, juga disinggung-singgung bagaimana data tersebut
sudah dapat dianalisis di lapangan, sehingga betul-betul dapat mencerminkan
data absolute dari sebuah fakta yang
utuh.
Ø Data Kualitatif
Data Kualitatif adalah
sebuah data yang dinyatakan dalam bentuk bukan angka. contoh : Jenis Pekerjaan
seseorang ( bisa Petani, Nelayan, Pegawai dan sebagainya ), Status pernikahan (
belum menikah, Menikah Duda, Janda ), Gender ( Pria, Wanita ) , kepuasan
seseorang ( Tidak puas, cukup puas, sangat puas ) dan sebagainya. Data jenis
ini harus dikuantifikasi agar bisa diolah dengan statisitk.
Data kualitatif dapat dibagi menjadi dua
pembagian data sebagai berikut:
a.
Data Nominal
Data nominal yaitu data
yang memiliki ciri nominal, data yang paling sederhana dimana angka yang
diberikan kepada suatu kategori tidak menggambarkan kedudukan kategori tersebut
terhadap kategori lainnya tetapi hanya sekadar kode maupun lebel. Data berskala
nominal ( sering disebut skala nominal, data nominal atau jenis data nominal )
adalah data yang diperoleh dengan cara kategorisasi atau klasifikasi.
Contoh data nominal :
1.
Jenis Pekerjaan : diklasifikasi sebagai misalnya :
o
Pegawai Negeri diberi tanda 1
o
Pegawai Swasta diberi tanda 2
o
Wiraswasta diberi tanda 3
Ciri data nominal adalah :
·
Posisi data setara, dalam contoh diatas,
Pegawai Negeri tidak lebih tinggi dari Wiraswasta, dan sebaliknya, walaupun
angka kodenya beda.
·
Tidak bisa dilakukan operasi matematika ( x ,
/, + , - dan ^ ).
Contoh : tidak mungkin 3 –2 = 1, atau
Wiraswasta – Pegawai Swasta = Pegawai Negeri
dan kemungkinan operasi lain.
b.
Data Ordinal
Data ordinal yaitu data
suatu urutan tertentu dalam satu seri. Penentuan posisi itu tidak memerhatikan
jarak antara data kuantitatif yang satu dengan yang lain. Misalnya 4 orang
peserta kontes merancang CPU, masing-masing mendapat nilai 247 diberi rangking
nomor satu, nilai 246 diberi nomor dua, nilai 245 diberi nomor tiga, dan nilai
244 diberi nomor empat. Urutannya tidak berbeda dengan peserta kontes merancang
CPU di tempat lainnya yang masing-masing memperoleh nilai 356,355, 354, dan
nomor 353 sebagai nomor satu, dua, tiga, dan empat. Data berskala Ordinal
adalah data yang diperoleh dengan cara kategorisasi atau klasifikasi, tetapi
diantara data tersebut terdapat hubungan.
Contoh data ordinal :
1.
Kepuasan Pelanggan : diklasifikasi sebagai :
o
Sangat Puas diberi tanda 5
o
Puas diberi tanda 4
o
Cukup Puas diberi tanda 3
o
Tidak Puas diberi tanda 2
o
Sangat Tidak Puas diberi tanda 1
Ø Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah
data yang dinyatakan dalam bentuk angka. contoh : Usia seseorang, Tinggi
seseorang, Gaji/Upah, Penjualan dalam sebulan, Jumlah bakteri dalam sebuah
percobaan biologi tertentu, dan sebagainya.
Data kuantitatif dapat
dibagi menjadi dua:
a.
Data interval
Data interval adalah data
yang punya ruas atau interval, atau jarak yang berdekatan dan sama. jarak itu
berpedoman pada ukuran tertentu misalnya nilai rata-rata (mean),
bilangan kelipatan atau nilai lainnya yang disepakati. Data berskala Interval
adalah data yang diperoleh dengan cara pengukuran , dimana jarak dua titik pada
skala sudah diketahui.
Contoh data Interval : [3]
Kelompok Pekerja
|
Besaran Pendapatan Per
hari
|
Bakul Rokok
Tukang Parkir
Portiere
|
15000-20000
20000-25000
25000-30000
|
b.
Data rasio
Data rasio yaitu data
yang mencakup tiga jenis data diatas ditambah dengan sifat lain, yaitu ukuran
ini mempunyai nilai nol yang sama dan dapat diperbandingkan, karena adanya
titik nol inilah maka ukuran rasio dapat dibuat perkalian maupun pembagian.
Angka pada data ini merupakan ukuran yang sebenarnya dari data kuantitatif.
Data berskala Rasio adalah data yang diperoleh dengan cara pengukuran, dimana
jarak dua titik pada skala sudah diketahui, dan mempunyai titik 0 yang absolut.
Hal ini berbeda dengan skala Interval, dimana tidak ada titik nol mutlak.
B.
Data dan Sumber Data[4]
1.
Data Primer.
Data primer adalah data
yang diperoleh dari sumber data pertama di lokasi penelitian atau objek
penelitian. Kalau seorang meneliti pengaruh fokus tema siaran TV terhadap
tingkat rating siaran tersebut, kemudian mengambil data tersebut langsung
kepada pemirsa acara TV tersebut, maka itu artinya peneliti telah menggunakan
sumber data primer. Bagitu pula kalau seorang peneliti mendapat data tingkat
pendapatan 10 middle manajer PT Cilubintang Gemilang Mandiri
langsung dari dokumen perusahan, maka data tersebut adalah data primer.
2.
Data Sekunder
Data sekunder adalah data
yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder dari data yang kita
butuhkan. Kalau seorang meneliti kebiasaan belajar murid sekolah dasar,
kemudian mengambil data penelitian dari guru dan orang tua, berarti sumber data
yang digunakan itu adalah sumber data sekunder. Guru dan orang tua disebut
sebagai sumebr data sekunder karena data penelitian diperoleh dari orang yang
mungkin mengetahui data tersebut bukan dari murid itu sendiri. Data sekunder
diklasifikasi menjadi dua:
a.
Internal data, yaitu tersedia tertulis pada
sumber data sekunder. Umpama kalau pada perusahaan, dapat berupa faktur,
laporan penjualan, pengiriman, operating statements, general and
departmental budgets, laporan hasil riset yang lalu, dan sebagainya.
b.
Eksternal data, yaitu data yang diperoleh dari
sumber luar. Umpamanya data sensus dan data register, serta data yang diperoleh
dari badan atau lembaga yang aktivitasnya mengumpulkan data atau keterangan
yang relevan dengan/dalam berbagai masalah.
C.
Metode
Pengumpulan Data[5]
Pengumpulan
data dilakukan secara sistematis dan baku. Artinya, terdapat cara-cara yang
mengikuti aturan-aturan ilmiah dan sesuai dengan metode penelitian dalam
pengumpulan data. Metode pengumpulan data diarahkan dan dipengaruhi oleh
masalah yang dipilih dalam penelitian tersebut. Kesalahan dalam memilih metode
pengumpulan data akan menyebabkan masalah penelitian tidak dapat dipecahkan.
Namun, memungkinkan juga bahwa metode yang dipilih ternyata tidak mampu
menghasilkan data seperti yang diinginkan. Oleh sebab itu, dalam pelaksanaan
penelitian, diperlukan metode pengumpulan data yang tepat agar data yang
diinginkan dapat dikumpulkan secara lengkap dari lapangan.
Di
setiap pembicaraan metode penelitian, bahasan metode pengumpulan data menjadi
amat penting. Antara lain metode angket, wawancara, observasi, dan dokumentasi.
1.
Metode
Angket
Sering pula
metode angket disebut sebagai kuesioner (daftar pertanyaan). Bentuk umum sebuah
angket terdiri dari bagian pendahuluan berisikan petunjuk pengisian angket,
bagian identitas berisikan identitas responden seperti: nama, alamat, umur,
pekerjaan, jenis kelamin, status pribadi dan sebagainya, kemudian baru memasuki
bagian isi angket. Dari bentuk isi inilah kemudian angket dibedakan emnjadi
beberapa bentuk, seperti:
Angket
Langsung Tertutup
Angket langsung
tertutup adalah angket yang dirancang sedemikian rupa untuk merekam data
tentang keadaan yang dialami oleh responden sendiri, kemudian semua alternaatif
jawaban yang harus dijawab telah tertera dalam angket tersebut. Jawaban dari
angket ini antara “ya atau tidak”
Angket
Langsung Terbuka
Angket langsung
terbuka adalah daftar pertanyaan yang dibuat dengan sepenuhnya memberikan
kebebasan kepada responden untuk menjawab tentang keadaan yang dialami sendiri,
tanpa ada alternatif jawaban dari peneliti.
Angket
Tak Langsung Tertutup
Angket tak
langsung tertutup adalah daftar pertanyaan yang disertai lebih dari satu
pilihan yang disediakan oleh peneliti. Responden tinggal memilih jawaban mana
yang sesuai.
Angket
Tak Langsung Terbuka
Angket tak
lansung terbuka adalah bentuk angket dikonstruksi dengan ciri-ciri yang sama
dengan langsung terbuka, serta disediakan kemungkinan atau alternatif jawaban,
sehingga responden harus memformulasikan sendiri jawaban yang di pandang
sesuai.
2.
Metode
Wawancara
Wawancara atau
interviu adalah sebuah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan
responden atau orang yang diwawancarai. Materi wawancara yang baik memiliki:
pembukaan, isi, dan penutup. Pembukaan wawancara adalah kata-kata “tegur sapa”
seperti: nama ibu siapa, alamatnya dimana, berapa anaknya, umurnya berapa, dan
sebagainya. Isi wawancara sudah jelas, yaitu pokok pembahasan yang menjadi
masalah atau tujuan penelitian sedangkan penutup adalah bagian akhir dari suatu
wawancara. Bagian ini dihiasi dengan kalimat-kalimat penutup pembicaraan,
antara lain: saya kira sampai disini wawancara kita, terima kasih atas bantuan
bapak, bapak sudah banyak memberikan bantuan kepada saya, dan sebagainya.
Bagian penutup biasanya diisi dengan janji-janji untuk bertemu wawancara pada
waktu-waktu yang lainnya.
Bentuk-bentuk wawancara :
@
Wawancara
Sistematik
Wawancara
sistematik adalah wawancara yang dilakukan dengan terlebih dahulu pewawancara
mempersiapkan pedoman (guide) tertulis tentang apa yang hendak ditanyakan
kepada responden. Apabila seseorang akan mewawancarai sekelompok tukang becak
dan pembantu rumah tangga tentang jumlah pendapatan mereka setiap bulan, maka
lebih tepat menggunakan wawancra sistematik mengingat tukang becak dan pembantu
rumah tangga akan sulit menjawab pertanyaan pewawancara yang tanpa guide
tertentu.
@
Wawancara
Terarah
Wawancara
terarah adalah bentuk wawancara tidak formal dan sistematik bila dibandingkan
dengan wawancara sistematik. Wawancara terarah dilaksanakan secara bebas tetapi
kebebasan ini tetap tidak terlepas dari pokok permasalahan yang akan
ditanyakan. Misalnya mewawancarai sekelompok mahasiswa, dosen, tokoh
masyarakat.
Hal
yang dipertimbangkan dari pewawancara
adalah :
ü Memiliki
idealisme dalam dunia ilmu pengetahuan.
ü Memahami
makna wawancara untuk metode penelitian.
ü Memahmi
permasalahn yang diwawancarai.
ü Mampu
berkomunikasi dengan baik.
3.
Metode
Observasi
Metode observasi
adalah metode pengamatan keseharian manusia dengan menggunakan pancaindra mata
sebagai alat bantu utamanya selain pancaindra lainnya seperti lainnya seperti
telinga, penciuman, mulut, dan kulit. Suatu pengamatan baru dikategorikan
sebagai kegiatan pengumpulan data penelitian apabila memiliki kriteria sebagai
berikut:
ü Pengamatan
digunakan dalam penelitian dan telah direncanakan secara sistematik.
ü Pengamatan
harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan.
ü Pengamatan
tersebut dicatat secara sistematik dan dihubungkan dengan proposisi umum dan
bukan dipaparkan sebagai sesuatu yang hanya menarik perhatian.
ü Pengamatan
dapat dicek dan dikontrol mengenai validitas dan reliabilitasnya.
Bentuk-Bentuk Observasi:
¥
Observasi
Langsung
Dimaksud dengan
observasi langsung adalah pengamatan yang dilakukan secara langsung pada objek
yang diobservasikan, dalam artian bahwa pengamatan tidak menggunakan
“media-media transparan”. Hal ini dimaksud bahwa peneliti secara langsung
melihat atau mengamati apa yang terjadi pada objek penelitian. Observasi
langsung ini dibagi manjadi beberapa bentuk yaitu:
¥
Observasi
Berstruktur
Pada observasi
berstruktur, peneliti telah mengetahui aspek atau aktivitas apa yang akan
diamati, yang relevan dengan masalah dan tujuan penelitian karena pada pengamatan
penliti telah terlebihdahulu mempersiapkan materi pegamatan dan instrument yang
akan digunakan. Pengamatan dapat langsung di laboratorium atau di lapangan,
baik terhadap manusia, hewan, atau tumbuh-tumbuhan.
¥
Observasi
tidak berstruktur
Pada
observasi tidak berstruktur peneliti tidak mengetahui aspek-aspek kegiatan yang
diamati, yang sesuai dengan tujuan penelitiannya. Dengan demikian pada
obseravasi ini pengamat harus mampu secara pribadi mengembangkan daya
pengamatannya dalam mengamati suatu objek. Pada observasi ini yang terpenting
adalah pengamat harus menguasai ilmu tentang objek secara umum dari apa yang
hendak diamati.
4.
Metode Dokumenter
Metode dokumenter adalah salah satu metode pengumpuan data yang digunakan
dalam metodologi penelitian sosial. Pada intinya metode documenter adalah
metode yng digunakan untuk menelusuri data historis.
Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan
data yang tidak ditujukan langsung kepada subjek penelitian. Dokumen yang
diteliti dapat berbagai macam, tidak hanya dokumen resmi, bisa berupa buku
harian, surat pribadi, laporan, notulen rapat, catatan kasus (case records)
dalam pekerjaan sosial, dan dokumen lainnya.[6]
[1] Husein Umar, Metode Penelitian
Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta: Rajawali Pers, 1998, h.49
postingannya sangat membantu,
BalasHapusmampir juga http://pewartawonogiri.blogspot.com/
baragkali aja bisa saling tukar informasi :)
Terima kasih, semoga bermanfaat :)
Hapus