A.
Pengertian
Kebudayaan Islam
Secara bahasa, kebudayaan
berasal dari kata budaya. Budaya berasal dari bahasa Sansekerta Budhayah. Kata
ini berasal dari dua kata yaitu budi dan daya.[1]
Budi artinya : akal,
tabiat, watak, akhlak, perangai, kebaikan, daya upaya, kecerdikan untuk
pemecahan masalah. Sedangkan daya : berarti kekuatan, tenaga, pengaruh, jalan,
cara, muslihat.
Secara istilah, banyak
pengertian tentang kebudayaan diantaranya : 1. Kebudayaan adalah cara berfikir
dan cara merasa yang menyatakan diri dalam keseluruhan segi kehidupan dari
segolongan manusia yang membentuk kesatuan sosial dalam suatu ruang dan waktu.
2. Aspek ekspresi simbolik prilaku manusia atau makna bersama yang mempengaruhi
kehidupan sehari-hari sehingga menjadi konsesus dan karenanya mengabaikan
konflik. 3. Kondisi kehidupan biasa yang melebihi dari yang diperlukan.(Ibnu
Chaldun) 4. Bentuk ungkapan tentang semangat mendalam suatu masyarakat,
struktur intuitif yang mengandung nilai-nilai rahaniah tinggi yang menggerakkan
masyarakat atau hasanah historis yang terefleksikan dalam nilai yang
menggariskan bagi kehidupan suatu tujuan ideal dan makna rahaniyah yang jauh
dari kontradiksi ruang dan waktu.
Menurut J.J. Hoenigman, wujud
kebudayaan dibedakan menjadi tiga, yaitu :
1.
Gagasan (Wujud Ideal)
Wujud
ideal kebudayaan adalah kebudayaaan yang berbentuk kumpulan ide, gagasan,
nilai, norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak-tidak dapat
diraba atau disentuh.
2.
Aktivitas (Tindakan)
Aktivitas
adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam
masyarakat itu.
3.
Artefak (Karya)
Artefak
adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan
karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat
diraba, dilihat, dan didokumentasikan.
Dalam bahasa Arab, kata
yang dipakai untuk kebudayaan adalah : al-Hadlarah, as Tsaqafiyah/Tsaaqafah
yang artinya juga peradaban. Kata lain yang digunakan untuk menunjuk kata
kebudayaan adalah : Culture (Inggris), Kultuur (Jerman), Cultuur(Belanda).
Kebudayaan
lebih bersifat sosiologis dan antropologis. Kebudayaan mengandung keseluruhan
pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur
sosial, religius, dan lain-lain, beserta segala pernyataan intelektual dan
artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.[2]
Sebagai budaya yang
muncul di tanah Arab, maka muncul pertanyaan : Kebudayaan Islam atau Kebudayaan
Arab? Dari hal seperti ini muncul dua pendapat. Pendapat Pertama, mengatakan
bahwa kebudayaan ini lebih tepat disebut sebagai kebudayaan Arab karena
kebudayaan ini lahir ditanah Arab sehingga disebut juga kebudayaan padang
pasir. Dalam perkembangannya masyarakat Arab dengan bahasa Arabnya memiliki
peran sangat strategis dalam penyebarannya. Disamping itu, terdapat sifat-sifat
rahaniah khusus yang biasa didapatkan pada bangsa Arab.
Abdul Muin Majid
menyimpulkan, bahwa tidak mudah mengetahui dasar-dasar kebudayaan Islam, karena
kebudayaan tersebut seperti halnya kebudayaan yang lain tidak muncul begitu
saja. Tetapi ada proses pendahulunya yaitu munculnya kebudayaan-kebudayaan lain
yang mendahuluinya. Kebudayaan Islam merupakan perpaduan antara kebudayaan lama
dan baru. Antara kebudayaan kadang saling menopang, menutupi bahkan mengubah.
Jadi secara sederhana dapat dikatakan bahawa dasar kebudayan Islam adalah orang
Arab kemudian kawasan lain yang ditaklukkan oleh orang islam.
Hal ini sesuai dengan
pendapat Ibnu Chaldun, bahwa “ Bangsa Arab tidaklah mampu mendirikan suatu
kerajaan melainkan atas dasar agama, seperti wahyu seorang Nabi, atau ajaran
seorang waliyullah”.
Pendapat kedua, lebih
memakai sebagai kebudayaan Islam. Karena meskipun kebudayaan ini lahir di Arab,
akan tetapi dalam perkembangannya Islam adalah agama yang dominon dalam
kebudayaan ini dan syariah Islam adalah pengikat satu-satunya bagi
bangsa-bangsa di dunia Islam, baik di Asia, Afrika, maupun Eropa. Dengan
demikian penyebutan kebudayaan ini sebagai kebudayaan Islam diatas landasan
bahwa Islamlah yang menaungi kebudayaan ini dan membekalinya dengan visi
historisnya dari kulturalnya, dan memberi bentuk intuitifnya secara khusus.
Jadi kebudayaan Islam
adalah hasil cipta, karsa dan rasa bersama dari orang-orang yang berada diwilayah
kekuasaan pemerintahan islam tanpa peduli asal bangsa, agama dan sebagainya.
Pendapat lain yaitu setiap produk kecerdasan yang tidak bertentangan dengan
prinsip-prinsip ajaran Islam. Jadi produk-produk dari non muslim yang berada
dan bekerja diwilayah kekuasaan non muslim juga dinamakan kebudayaan Islam. Ada
pendapat lain, bahawa kebudayaan Islam adalah kebudayaan yang mencerminkan
perintah agama Islam, seperti perintah menutup aurat, khususnya bagi wanita
adalah khas kebudayaan Islam.
B.
Karakteritik Kebudayaan Islam
Ciri-ciri atau
karakteristik kebudayaan Islam antara lain ; 1. Bernafaskan tauhid, karena
tauhidlah yang menjadi prinsip pokok ajaran Islam, 2. Hasil buah pikiran dan
pengolahannya dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan dan membahagiaan
ummat. Sebab Nabi Muhammad diutus sebagai rahmatan lilalamin.[3]
Kedua ciri kebudayaan
Islam diatas merupakan formulasi dari dua kata dalam al-Qur`an yang senantiasa
muncul secara berurutan, Amanuu dan `amilushalihaat .
Kebudayaan Islam mencerminkan
adanya perpaduan antara moral yang merupakan pokok ajaran Islam dengan dorongan
pemakaian akal. Aspek pertama ditunjukkan oleh al-Qur`an melalui formulasi
perlunya mengedepankan aspek moral dalam beraktifitas, seperti ayat: ya
ayyuhalladziina amanuu anfiquu mimma razaqnaakum. Untuk yang terakhir dalam
al-qur`an seperti : afalaa ya`qiluun, afalaa tatadabbaruun dan sebagainya.
Kebudayaan
Islam dapat dibagi menjadi dua aspek. Aspek pertama didasarkan pada
metode-metode ilmiah dan kemampuan rasio, dan aspek kedua, didasarkan pada
ajaran Islam yang normatif, pemahaman subyektif, dan pemikiran metafisik.
Dalam
perspektif Islam, kebudayaan dikembangkan dalam dunia manusia, berkaitan pula
dengan kenyataan penciptaan oleh Allah. Proses ini tidak sekali jadi, melainkan
melalui proses penciptaan (khalq), penyempurnaan (taswiyyah)
dengan cara memberikan ukuran dan hukum tertentu (taqdir), dan juga
diberikan petunjuk (hidayah).
Islam
sebagai agama haq disusun atas dasar tiga komponen, yaitu: komponen
”batiniyah” yang merupakan esensi ajaran tauhid; komponen ”simbolik” yang
merupakan bentuk ibadah yang bersifat internal, dan komponen ”muamalah” yang
merupakan ekspresi dari din al-Islam.
Contoh-Contoh Karakteristik Kebudayaan
Islam[4]
·
Nikah
Perkahwinan dalam Islam
dianggap sebagai amat sangat penting. Nabi Muhammad s.a.w., nabi Islam yang terakhir, menyatakan bahawa
"menikah adalah setengah daripada agama". Terdapat banyak hadis yang
menyanjung pentingnya perkahwinan dan kekeluargaan.
Dalam Islam, nikah ialah ikatan undang-undang dan kontrak sosial antara seseorang lelaki dan
seseorang perempuan, sebagaimana digalakkan oleh Syariat Islam
·
Seni
Seni Islam yang
membentuk sebahagian kajian Islam, terutamanya bersifat abstrak dan
hias. Ia menggambarkan reka bentuk Arabes bergeometri dan
berbunga-bunga serta juga reka bentuk seni khat pada
sepanjang sejarahnya. Berbeza dengan tradisi seni Kristian yang cenderung menggambarkan
manusia, seni Islam tidak merangkumi penggambaran makhluk, termasuk manusia. Kekurangan pemotretan tersebut adalah kerana Islam awal
mengharamkan pelukisan manusia, termasuk gambar Nabi Muhammad s.a.w. kerana perbuatan sedemikian
dipercayai akan menggoda penganutnya supaya mengamalkan penyembahan berhala. Larangan
melukis gambar manusia atau ikon sebegini dikenali sebagai anikonisme. Bagaimanapun, pada sepanjang dua
abad yang lalu, disebabkan semakin banyak perhubungan dengan peradaban Barat, larangan tersebut telah
dilonggarkan sehingga hanya orang Muslim yang paling ortodoks kini menentang
pemotretan.
Di dalam
Islaam, dilarang melukis makhluk dan diajar menghormati al-Quran, para
pelukis Islam mengembangkan seni khat Arab sehingga
menjadi suatu bentuk seni. Ahli seni khat telah lama menggunakan ayat al-Quran
atau peribahasa sebagai
seni, dengan menggunakan bahasa Arab yang
berbunga-bunga untuk mengungkapkan keindahan yang dirasakan mereka dalam
ayat-ayat al-Quran.
·
Muzik
Muzik Islam ialah muzik agama
Muslim, sebagaimana dinyanyikan atau dimainkan dalam upacara awam. Kawasan
tengah klasik Islam ialah Semenanjung Arab dan Timur Tengah, Afrika Utara dan Mesir, Iran, Asia Tengah, serta India utara dan Pakistan. Oleh sebab
Islam ialah agama
berbilang budaya, pengungkapan muzik penganutnya sangat berbeza, dengan gaya
muzik asli di kawasan-kawasan yang berikut membentuk muzik sembahyang yang
dihayati oleh orang Muslim sezaman:
Orang Turki Seljuk, puak nomad yang
memeluk Islam dan menaklukkan Anatolia (Turki kini) lalu
menjadikan Kekhalifahan itu sebagai
Empayar Uthmaniyyah, juga amat mempengaruhi muzik Islam
(lihat muzik klasik Turki).
Afrika Sub-Sahara, Indonesia, Malaysia, dan Filipina selatan juga mempunyai jumlah penduduk Muslim yang besar, akan tetapi
kawasan-kawasan itu tidak banyak mempengaruhi pelbagai tradisi muzik Islam,berbanding
dengan kawasan tengah.
Terima kasih artikelnya
BalasHapusIjin untuk mengutip
BalasHapus