Jumat, 08 Maret 2013

Karakteristik Kebudayaan Islam


A.                Pengertian Kebudayaan Islam
Secara bahasa, kebudayaan berasal dari kata budaya. Budaya berasal dari bahasa Sansekerta Budhayah. Kata ini berasal dari dua kata yaitu budi dan daya.[1]
Budi artinya : akal, tabiat, watak, akhlak, perangai, kebaikan, daya upaya, kecerdikan untuk pemecahan masalah. Sedangkan daya : berarti kekuatan, tenaga, pengaruh, jalan, cara, muslihat.
Secara istilah, banyak pengertian tentang kebudayaan diantaranya : 1. Kebudayaan adalah cara berfikir dan cara merasa yang menyatakan diri dalam keseluruhan segi kehidupan dari segolongan manusia yang membentuk kesatuan sosial dalam suatu ruang dan waktu. 2. Aspek ekspresi simbolik prilaku manusia atau makna bersama yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari sehingga menjadi konsesus dan karenanya mengabaikan konflik. 3. Kondisi kehidupan biasa yang melebihi dari yang diperlukan.(Ibnu Chaldun) 4. Bentuk ungkapan tentang semangat mendalam suatu masyarakat, struktur intuitif yang mengandung nilai-nilai rahaniah tinggi yang menggerakkan masyarakat atau hasanah historis yang terefleksikan dalam nilai yang menggariskan bagi kehidupan suatu tujuan ideal dan makna rahaniyah yang jauh dari kontradiksi ruang dan waktu.


Menurut J.J. Hoenigman, wujud  kebudayaan dibedakan menjadi tiga, yaitu :
1.                  Gagasan (Wujud Ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaaan yang berbentuk kumpulan ide, gagasan, nilai, norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak-tidak dapat diraba atau disentuh.
2.                  Aktivitas (Tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu.
3.                  Artefak (Karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan.
Dalam bahasa Arab, kata yang dipakai untuk kebudayaan adalah : al-Hadlarah, as Tsaqafiyah/Tsaaqafah yang artinya juga peradaban. Kata lain yang digunakan untuk menunjuk kata kebudayaan adalah : Culture (Inggris), Kultuur (Jerman), Cultuur(Belanda).
Kebudayaan lebih bersifat sosiologis dan antropologis. Kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, beserta segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.[2]
Sebagai budaya yang muncul di tanah Arab, maka muncul pertanyaan : Kebudayaan Islam atau Kebudayaan Arab? Dari hal seperti ini muncul dua pendapat. Pendapat Pertama, mengatakan bahwa kebudayaan ini lebih tepat disebut sebagai kebudayaan Arab karena kebudayaan ini lahir ditanah Arab sehingga disebut juga kebudayaan padang pasir. Dalam perkembangannya masyarakat Arab dengan bahasa Arabnya memiliki peran sangat strategis dalam penyebarannya. Disamping itu, terdapat sifat-sifat rahaniah khusus yang biasa didapatkan pada bangsa Arab.
Abdul Muin Majid menyimpulkan, bahwa tidak mudah mengetahui dasar-dasar kebudayaan Islam, karena kebudayaan tersebut seperti halnya kebudayaan yang lain tidak muncul begitu saja. Tetapi ada proses pendahulunya yaitu munculnya kebudayaan-kebudayaan lain yang mendahuluinya. Kebudayaan Islam merupakan perpaduan antara kebudayaan lama dan baru. Antara kebudayaan kadang saling menopang, menutupi bahkan mengubah. Jadi secara sederhana dapat dikatakan bahawa dasar kebudayan Islam adalah orang Arab kemudian kawasan lain yang ditaklukkan oleh orang islam.
Hal ini sesuai dengan pendapat Ibnu Chaldun, bahwa “ Bangsa Arab tidaklah mampu mendirikan suatu kerajaan melainkan atas dasar agama, seperti wahyu seorang Nabi, atau ajaran seorang waliyullah”.
Pendapat kedua, lebih memakai sebagai kebudayaan Islam. Karena meskipun kebudayaan ini lahir di Arab, akan tetapi dalam perkembangannya Islam adalah agama yang dominon dalam kebudayaan ini dan syariah Islam adalah pengikat satu-satunya bagi bangsa-bangsa di dunia Islam, baik di Asia, Afrika, maupun Eropa. Dengan demikian penyebutan kebudayaan ini sebagai kebudayaan Islam diatas landasan bahwa Islamlah yang menaungi kebudayaan ini dan membekalinya dengan visi historisnya dari kulturalnya, dan memberi bentuk intuitifnya secara khusus.
Jadi kebudayaan Islam adalah hasil cipta, karsa dan rasa bersama dari orang-orang yang berada diwilayah kekuasaan pemerintahan islam tanpa peduli asal bangsa, agama dan sebagainya. Pendapat lain yaitu setiap produk kecerdasan yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip ajaran Islam. Jadi produk-produk dari non muslim yang berada dan bekerja diwilayah kekuasaan non muslim juga dinamakan kebudayaan Islam. Ada pendapat lain, bahawa kebudayaan Islam adalah kebudayaan yang mencerminkan perintah agama Islam, seperti perintah menutup aurat, khususnya bagi wanita adalah khas kebudayaan Islam.

B.                 Karakteritik Kebudayaan Islam
Ciri-ciri atau karakteristik kebudayaan Islam antara lain ; 1. Bernafaskan tauhid, karena tauhidlah yang menjadi prinsip pokok ajaran Islam, 2. Hasil buah pikiran dan pengolahannya dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan dan membahagiaan ummat. Sebab Nabi Muhammad diutus sebagai rahmatan lilalamin.[3]
Kedua ciri kebudayaan Islam diatas merupakan formulasi dari dua kata dalam al-Qur`an yang senantiasa muncul secara berurutan, Amanuu dan `amilushalihaat .
Kebudayaan Islam mencerminkan adanya perpaduan antara moral yang merupakan pokok ajaran Islam dengan dorongan pemakaian akal. Aspek pertama ditunjukkan oleh al-Qur`an melalui formulasi perlunya mengedepankan aspek moral dalam beraktifitas, seperti ayat: ya ayyuhalladziina amanuu anfiquu mimma razaqnaakum. Untuk yang terakhir dalam al-qur`an seperti : afalaa ya`qiluun, afalaa tatadabbaruun dan sebagainya.
Kebudayaan Islam dapat dibagi menjadi dua aspek. Aspek pertama didasarkan pada metode-metode ilmiah dan kemampuan rasio, dan aspek kedua, didasarkan pada ajaran Islam yang normatif, pemahaman subyektif, dan pemikiran metafisik.
Dalam perspektif Islam, kebudayaan dikembangkan dalam dunia manusia, berkaitan pula dengan kenyataan penciptaan oleh Allah. Proses ini tidak sekali jadi, melainkan melalui proses penciptaan (khalq), penyempurnaan (taswiyyah) dengan cara memberikan ukuran dan hukum tertentu (taqdir), dan juga diberikan petunjuk (hidayah).
Islam sebagai agama haq disusun atas dasar tiga komponen, yaitu: komponen ”batiniyah” yang merupakan esensi ajaran tauhid; komponen ”simbolik” yang merupakan bentuk ibadah yang bersifat internal, dan komponen ”muamalah” yang merupakan ekspresi dari din al-Islam.

Contoh-Contoh Karakteristik Kebudayaan Islam[4]
·         Nikah
Perkahwinan dalam Islam dianggap sebagai amat sangat penting. Nabi Muhammad s.a.w., nabi Islam yang terakhir, menyatakan bahawa "menikah adalah setengah daripada agama". Terdapat banyak hadis yang menyanjung pentingnya perkahwinan dan kekeluargaan.
Dalam Islam, nikah ialah ikatan undang-undang dan kontrak sosial antara seseorang lelaki dan seseorang perempuan, sebagaimana digalakkan oleh Syariat Islam
·         Seni
Seni Islam yang membentuk sebahagian kajian Islam, terutamanya bersifat abstrak dan hias. Ia menggambarkan reka bentuk Arabes bergeometri dan berbunga-bunga serta juga reka bentuk seni khat pada sepanjang sejarahnya. Berbeza dengan tradisi seni Kristian yang cenderung menggambarkan manusia, seni Islam tidak merangkumi penggambaran makhluk, termasuk manusia. Kekurangan pemotretan tersebut adalah kerana Islam awal mengharamkan pelukisan manusia, termasuk gambar Nabi Muhammad s.a.w. kerana perbuatan sedemikian dipercayai akan menggoda penganutnya supaya mengamalkan penyembahan berhala. Larangan melukis gambar manusia atau ikon sebegini dikenali sebagai anikonisme. Bagaimanapun, pada sepanjang dua abad yang lalu, disebabkan semakin banyak perhubungan dengan peradaban Barat, larangan tersebut telah dilonggarkan sehingga hanya orang Muslim yang paling ortodoks kini menentang pemotretan.
Di dalam Islaam, dilarang melukis makhluk dan diajar menghormati al-Quran, para pelukis Islam mengembangkan seni khat Arab sehingga menjadi suatu bentuk seni. Ahli seni khat telah lama menggunakan ayat al-Quran atau peribahasa sebagai seni, dengan menggunakan bahasa Arab yang berbunga-bunga untuk mengungkapkan keindahan yang dirasakan mereka dalam ayat-ayat al-Quran.
·         Muzik
Muzik Islam ialah muzik agama Muslim, sebagaimana dinyanyikan atau dimainkan dalam upacara awam. Kawasan tengah klasik Islam ialah Semenanjung Arab dan Timur Tengah, Afrika Utara dan Mesir, Iran, Asia Tengah, serta India utara dan Pakistan. Oleh sebab Islam ialah agama berbilang budaya, pengungkapan muzik penganutnya sangat berbeza, dengan gaya muzik asli di kawasan-kawasan yang berikut membentuk muzik sembahyang yang dihayati oleh orang Muslim sezaman:
Orang Turki Seljuk, puak nomad yang memeluk Islam dan menaklukkan Anatolia (Turki kini) lalu menjadikan Kekhalifahan itu sebagai Empayar Uthmaniyyah, juga amat mempengaruhi muzik Islam (lihat muzik klasik Turki).
Afrika Sub-Sahara, Indonesia, Malaysia, dan Filipina selatan juga mempunyai jumlah penduduk Muslim yang besar, akan tetapi kawasan-kawasan itu tidak banyak mempengaruhi pelbagai tradisi muzik Islam,berbanding dengan kawasan tengah.

2 komentar: