A.
Pengertian
Akuntansi
Menurut Weygant (dalam
Yadiati & Wahyudi, 2007) akuntansi adalah suatu sistem informasi yang
mengidentifikasi, mencatat, dan mengkomunikasikan kejadian ekonomi dari suatu
organisasi kepada pihak yang berkepentingan.
Sedangkan menurut Meigs
(dalam wikipedia.com, 2008) akuntansi adalah pengukuran, penjabaran, atau
pemberian kepastian mengenai informasi yang akan membantu manajer, investor,
otoritas pajak dan pembuat keputusan lain untuk membuat alokasi sumber
daya keputusan di dalam perusahaan, organisasi, dan lembaga pemerintah. Akuntansi adalah seni dalam
mengukur, berkomunikasi dan menginterpretasikan aktivitas keuangan. Secara
luas, akuntansi juga dikenal sebagai “bahasa bisnis”.
B.
Sejarah Akuntansi
Akuntansi merupakan
profesi tertua di dunia. Dari sejak zaman prasejarah, keluarga memiliki catatan
tersendiri untuk mencatat makanan dan pakaian yang harus mereka persiapkan dan
mereka gunakan pada saat musim dingin. Ketika masyarakat mulai mengenal adanya
“perdagangan”, maka pada saat yang sama mereka telah mengenal konsep
nilai(value) dan mulai mengenal sistem moneter (monetary sistem).[1]
Pada awalnya, pencatatan transaksi perdagangan
dilakukan dengan cara sederhana, yaitu dicatat pada batu, kulit kayu, daun dan
sebagainya. Catatan tertua yang berhasil ditemukan sampai saat ini masih
tersimpan, yaitu berasal dari Babilonia pada 3600 sebelum masehi. Penemuan yang
sama juga diperoleh di Mesir dan Yonani kuno. Pencatatan itu belum dilakukan
secara sistematis dan sering tidak lengkap. Pencatatan yang lebih lengkap
dikembangkan di Italia setelah dikenal angka- angka desimal arab dan semakin
berkembangnya dunia usaha pada waktu itu. Perkembangan akuntansi terjadi
bersamaan dengan ditemukannya sistem pembukuan berpasangan (double entry
system) oleh pedagang- pedagang Venesia yang merupakan kota dagang yang
terkenal di Italia pada masa itu. Dengan dikenalnya sistem pembukuan
berpasangan tersebut, pada tahun 1494 telah diterbitkan sebuah buku tentang
pelajaran pembukuan berpasangan yang ditulis oleh seorang pemuka agama dan ahli
matematika bernama Luca Paciolli dengan judul Summa de Arithmatica, Geometrica,
Proportioni et Proportionalita yang berisi tentang palajaran ilmu pasti.[2]
Buku itu yang pertama memuat dasar-dasar akuntansi. Pada bagian
buku itu terdapat subjudul “Tractus de Computies et Screptoria” yang membahas
secara khusus dasar-dasar akuntansi. Subjudul itu dikembangkan menjadi tulisan
yang khusus membahas akuntansi dengan diberi judul “La Scoula Perfecta de
Mercaanti dan diterbitkan oleh penerbit Paganini. Karena tulisannya itu, Luca
Paciolli dijuluki Bapak Akuntansi.
Sebenarnya
Luca Pacioli bukanlah orang yang
menemukan double entry book keeping system, mengingat sistem tersebut telah
dilakukan sejak adanya perdagangan antara
Venica dan Genoa pada awal abad ke-13 M setelah terbukanya jalur
perdagangan antara Timur Tengah dan kawasan Mediterania. Bahkan pada tahun 1340
Bandahara kota Massary telah melakukan pencatatan dalam bentuk double entry.
Hal ini pun diakui oleh Luca Paciolli bahwa apa yang di tuliskannya berdasarkan
apa yang telah terjadi di Venice sejak satu abad sebelumnya.
Menurut
Peragallo, orang yang menuliskan double entry pertama kali adalah seorang
pedagang yang bernama Benedetto Cotrugli dalam buku Della Mercatua e del
Mercate Perfetto pada tahun 1458 namun
baru diterbitkan pada tahun 1573.
Menurut Vernon Kam(1990), ilmu akuntansi
diperkenalkan pada zaman Feodalisme Barat. Namun, setelah dilakukan penelitian
sejarah dan arkeologi ternyata banyak
data yang membuktikan bahwa jauh sebelum penulisan ini sudah di kenal
akuntansi.
Dalam buku
“Accounting Theory”, Vernon Kam (1990) menulis:
“Menurut
sejarahnya, kita mengetahui bahwa sistem pembukuan double entry muncul di
Italia pada abad ke-13. Itulah cacatan yang paling tua yang kita miliki mengenai
sistem akuntansi “double entry” sejak akhir abad ke-13 itu. Namun adalah
mungkin sistem double entry sudah ada sebelumnya.”
Hendriksen,
dalam bukunya “Accounting Theory” menulis:
“...the
introduction of Arabic Numerical greatly
facilited the growth of accounting.” (penemuan angka arab sangat membantu
perkembangan akuntansi).
Kutipan ini
menandai anggapan bahwa sumbangan Arab terhadap perkembangan disiplin akuntansi sangat besar dalam
perkembangan ilmu akuntansi. Artinya besar kemungkinan bahwa dalam peradaban
Arab sudah ada metode pencatatan akuntansi. Bahkan mungkin mereka yang
memulainya. Bangsa Arab pada waktu itu sudah memiliki administrasi yang cukup maju, praktik pembukuan telah
menggunakan buku besar umum, jurnal umum, buku kas, laporan periodik dan
penutupan buku.
Menurut
Littleton (1959) perkembangan akuntansi
di suatu lokasi itu sendiri, melainkan juga di pengaruhi oleh perkembangan pada
saat atau periode tersebut dan dari masyarakat lainnya.
C.
Perkembangan
Awal Akuntansi
Pada awalnya akuntansi merupakan bagian dari ilmu pasti, yaitu
bagian dari ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan masalah hukum alam dan
perhitungan yang bersifat memiliki
kebenaran yang absolut. Sebagai bagian dari ilmu pasti yang perkembangannya
bersifat akmulatif, maka setiap penemuan metode baru dalam akuntansi akan
menambah dan memperkaya ilmu akuntansi tersebut.
Penemuan metode baru dalam akuntansi senantiasa mengalami
penyesuaian dengan kondisi setempat, sehingga dalam perkembangan selanjutnya, ilmu
akuntansi lebih cenderung menjadi bagian dari imu sosial (sosial science),
yaitu bagian dari ilmu pengetahuan yang mempelajari fenomena keadaan masyarakat
dengan lingkungan yang bersifat lebih relatif.
Perubahan ilmu akuntansi dari bagian ilmu pasti menjadi ilmu sosial
lebih disebabkan oleh faktor-faktor perubahan dalam masyarakat yang semula
dianggap sebagai sesuatu yang konstan, misalnya tarnsaksi usaha yang akan
dipengaruhi oleh budaya dan tradisi serta kebiasaan dalam masyarakat. Oleh
sebab itu, akuntansi masih berada di
tengah-tengah pembagian ilmu pengetahan teresebut hingga kini. Bahkan mayoritas pemikir akuntansi saat ini
masih menitikberatkan pada pemikiran positif melalui penggunaan data empiris
dengan pengolahan yang bersifat matematis.
D.
Perkembangan
Akuntansi di Indonesia.
Di Indonesia,
akuntansi mulai diterapkan sejak 1642, tetapi jejak yang jelas baru ditemui
pada pembukuan Amphion Society yang berdiri di Jakarta sejak tahun
1747. Perkembangan akuntansi yang mencolok baru muncul setelah undang-undang
mangenai tanam paksa dihapuskan tahun 1870. Dengan dihapuskannya tanam paksa,
kaum pengusaha Belanda banyak bermunculan di Indonesia untuk menanamkan
modalnya. Sistem yang dianut oleh pengusaha Belanda ini adalah seperti yang
diajarkan oleh Luca Paciolli[3].
Pada awalnya, karena penjajahan Belanda akuntansi di Indonesia
menganut sistem tata buku yang disebut juga sistem kontinental. Namun sejak konfrontasi
dengan Belanda [kembalinya Irian Barat] Indonesia kembali mengirimkan tenaga
pendidik ke Amerika untuk belajar akuntansi di universitas Amerika.Setelah
Belanda menjajah Indonesia, Sistem akuntansi beralih dari sistem kontinental
[Belanda] menjadi sistem Anglo Saxon [Amerika] dan kemudian dikenal dengan nama
akuntansi [accounting]. Sistem ini disebut juga dengan tata buku yang
sebenarnya tidaklah sama dengan akuntansi, di mana tata buku menyangkut
kegiatan-kegiatan yang bersifat konstruktif dari proses pencatatan,
peringkasan, penggolongan dan aktivitas lain yang bertujuan menciptakan
informasi akuntansi berdasarkan pada data. Sedangkan akuntansi menyangkut
kegiatan-kegiatan yang bersifat konstruktif dan analitikal seperti kegiatan
analisis dan interpretasi berdasarkan informasi akuntansi. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pembukuan merupakan bagian dari akuntansi.
Perkembangan selanjutnya tata buku sudah mulai ditinggalkan orang.
Di Indonesia perusahaan atau orang semakin banyak menerapkan sistem akuntansi
Anglo Saxon. Berkembangnya sistem akuntansi Anglo Saxon di Indonesia disebabkan
adanya penanaman modal asing di Indonesia yang membawa dampak positif terhadap
perkembangan akuntansi, karena sebagian besar penanaman modal asing menggunakan
sistem akuntansi Amerika Serikat (Anglo Saxon). Penyebab lain sebagian besar
mereka yang berperan dalam kegiatan perkembangan akuntansi menyelesaikan
pendidikannya di Amerika, kemudian menerapkan ilmu akuntansi itu di Indonesia.
Saat
ini sistem Anglo Saxon semakin populer di Indonesia baik dalam pendidikan
akuntansi maupun dalam praktek dunia bisnis
maap bu, tulisannya rada sulit di baca
BalasHapusohya, maaf, lupa setelannya.. mungkin sebaiknya di copy ke word dulu, baru dibaca.. :)
HapusIya, sama2, terima kasih kembali.. salam kenal juga, saya mahasiswi fakultas ekonomi Islam :)
BalasHapus