A.
Sejarah Ilmu pengetahuan Dalam Islam
Untuk melihat sejarah
pertumbuhan ilmu pengetahuan tentu perlu diawali dari perintah Allah untuk
belajar. Allah menurunkan wahyunya yang pertama tentang perintah membaca dan
belajar melalui qalam (pena).
Rasulullah adalah orang
pertama yang memenuhi ajakan Al-Qur’an untuk membaca dan belajar. Beliau sangat
intens dalam berdakwah dengan dua aspek, yaitu agama dan ilmu pengetahuan.
Rasulullah terus menyerukan kepada umatnya untuk belajar membaca dan menulis.
Umat Islam dan para sahabat
menyambut sruan Allah dan hadis nabi tentang ilmu pengetahuan dengan sangat
antusias. Mereka belajar membaca dan belajar menulis agar dapat menyebarluaskan
agamanya. Mereka mempelajari bahasa musuhnya agar terlindung dari kejahatan.
Kemampuan para sahabat pun
ternyata tidak hanya pada pemahaman agama saja, tetapi juga pada ilmu
pengetahuam yang lainnya, seperti pengetahuan dibidang hukum peradilan, ilmu
bahasa asing, dan lain-lain.
Sejak Rasulullah dan
sahabatnya di Madinah, para sahabat Nabi belajar dan mengajarkan ilmu didalam
masjid. Mulai abad keempat para umara dan pembesar Islam mulai
mendirikan tempat khusus ruang belajar yang menyatu dengan masjid. Selain itu,
para sahabat juga membangun tempat untuk para pelajar, seperti pesantren atau
asrama.
Sesungguhnya umat Islam
mendahului umat lainnya dalam berbagai ilmu. Umat Islam jugalah yang pertama
kali menciptakan huruf timbul yang berguna untuk memudahkan para tunanetra
untuk membaca. Penemunya bernama Zainuddin Alhamidi, pada tahun 712 H ketika ia
mengalami kebutaan pada masa mudanya.
Puncak dari kejayan ilmu
pengetahuan Islam adalah pada masa Khalifah Harun Ar-Rasyid dan putranya
Al-Makmun. Pada masa itu bberdirilah Baitul Hikmah (Lembaga Ilmu
Pengetahuan). Tugas utama lembaga tersebut, yaitu menerjemahkan kitab-kitab
dari bahasa asing kedalam bahasa Arab.
Pada masa daulah Abbasiyah,
ibu kota Baghdad menjadi pusat intelektual muslim, dimana terjadi pengembangan
ilmu pengetahuan dan kebudayaan Islam. Sekolah-sekolah dan akademik muncul
disetiap pelosok. Perpustakaan-perpustakaan umum yang besar didirikan dan
terbuka untuk siapapun sehingga pemikiran filosofis-filosofis besar zaman
klasik dipelajari berdampingan dengan ilmu Islam. Pengetahuan akal dan
intelektual merupakan suatu dorongan intrinstik dan inheren dalam ajaran Islam.
Bila dianalisis lebih jauh
sampai periode-periode ini kaum intelektual Islam identik denan ulama. Apalagi
bila diingat bahwa ulama dalam pengertian aslinya aorang berilmu. Ilmu yang
dikuasainya itu tidak terbatas kepada ilmu agama saja. Pendapat ini bisa
dipegang karena kagiatan intektual itu tumbuh karena manusia sibuk dengan
urusan agama. Mereka ini disebut intelektual atau ulama klasik yang oleh shill
sebagai intelektual lama atau intelektual sakral dari abad pertengahan.
Demikianlah sejarah
perkembangan intelektual muslim pada masa yang disebut Harun Nasution sebagai
periode klasik (650-1250) yang merupakan zaman kemajuan di masa inilah berkembangnya
dan munculnya ilmu pengetahuan, baik dalam bidang agama maupun non agama dan
kebudayaan Islam. Zaman inilah yang menghasilkan ulama besar seperti Imam
Malik, Abu Hanafi, Imam as-Syafi’i dan Imam Ibnu Hambal dalam bidang hukum,
teologi, Zunnunal-Misri, Abu Yzaud al-Butami, dan Al-Hallaj dalam mistimisme
atau tasawuf, al-Kindi, al-Farabi, Ibnu Sina dan Ibnu Maskawaih dalam filsafat,
Ibnu Hasyim, Ibnu Khawarizmi, al-Mas’udi dan Rzai dalambidang pengetahuan.
Pada masa kejayaan ini
perkembangan intelektual muslim mencapai puncaknya sehingga cenderung
memmbentuk pemikiran bebas (rasionalisme) sebagaimana dikembangkan oleh aliran
Mu’tazilah. Keadaan ini menimbulkan pertentangan dan kecemasan dikalangan
sebagian kaum intelektual muslim. Ketika itu muncul al-Ghazali (1059-1111)
menentang pemikiran bebas itu. Al-Ghazali lebih lanjut mengembangkan ,istisisme
dan tasawuf. Menurut Hitti mistisisme muslim mewakili suatu reaksi
intelektualisme serta formalisme yang berkembang waktu itu.
Sampai sekarang diakui bahwa periode
sejarah peradaban Islam serta pendidikan yang paling cemerlang terjadi pada
masa pemerintahan Daulah Abbasiyah di Baghdad (750-1285 M) dan Daulah Umayyah
di Spanyol (711-1492 M). Pada masa periode ini segala potensi yang tergantung
dalam kebudayaan yang didasari nilai-nilai Islam mulai bergerak secara perlahan
namun strategis. Selain terjadi kemajuan di bidang sosioekonomik terjadi
kemajuan dibidang intelektual. Kemajuan intelektual tersebut ditunjang oleh
kemajuan pendidikan baik institusi, intfsartruktur maupun kemajuan sains dan
obyek-obyek studinya.
Khlalifah al-Maknun
menunjukkan perhatiannya besar pada pendidikan dan kesusteraan. Dikumpulkan
kiatab-kitab yang ada didaerah-daerah kekuasaannya seperti; Syria, Afrika, dan
Mesir menggantikan apajak-pajak saja. Selalu kelihatan unta-unta memasuki kota
Baghdad mambawa kertas dan kitab-kitab saja. Kitab-kitab lama diterjemahkan ke
dalam bahasa Arab. Istana al-Maknun tanpa seakan-akan tmpat pertemuan ilmu dan
sastra, bukan pusat pemerintahan dan bukan khalifah. Sebab mereka terdiri dari
guru-guru pengkritik-pengkritik, penerjemah-penerjemah dan komentar-komentar.
Masa Daulah Abbasiyah adalah
zaman meranumnya ilmu pengetahuan dalam dunia Islam. Tamaddu Islam dalam zaman
ini ditandai oleh berkembangnya ilmu pengetahuan dengan sangat pesat. Dizaman
ini umat Islam telah membuat jalan baru bagi kehidupan ilmunya. Ini adalah
hasil logis dari zamannya sendiri yang telah mengalami perubahan. Sejarah
perkembangan pikiran dari berbagai bangsa melalui jalan yang sama dalam evolusi
kemajuannya yang bertingkat-tingkat yang tiap-tiap tingkatan itu merupakan mata
rantai yang bersambung. Peningkatan alam pikiran sejalan dengan bertambahnya
kelengkapan waktu dan sebab. Karena pertumbuhan kehidupan akal dan ilmu
bukanlah khayal atau mimpi yang datang dengan tiba-tiba yang tidak terikat
dengan kanun dan sunnah.
Dizaman ini banyak sekali
buku-buku ilmu pengetahuan yang diterjemahkan kedalam bahasa arab darui
berbagai bahasa asing, disamping buku-buku asli yang dikarang dalam berbagai
bidang ilmu.
Bagdad menjadi cemerlang bukan
sebagai ibu kota kahlifah Abbasiyah tetapi sebagai pusat kebudayaan, seni, dan
sastra yang belum pernah disaksikan oleh umat manusia serupa itu. Kota Bagdad
membawa sulhu ilmu dan pengetahuan keseluruh plosok Asia, di Hindustan di bawah
kekuasaan Ghaznawi pada permulaan abad ke 11 di tangan Umar Khayyam, dibawah
kaum mongol setelah pertengahan abad ke 13 ditangan Nasiruddin Al-Tusi
dinegara-negara Cina kira-kira akhir abad ke 13 ditangan Kuchu King. Dibawah
dinasti Utsmaniyyah pada paruhan pertama abad ke 14.
Popularitas Daulah Abbasiyah
mencapai puncaknya dizaman khalifah Harun al-Rasyid (786-833) dan putranya
al-Ma’mun (813-833 M). Kekayaan yang banyak dimanfaatkan Harun al-Rasyid untuk
keperluan sosial. Pada masa sudah terdapat paling tidak sekitar 800 orang
dokter, al-Ma’mun pengganti al-Rasyid dikenal sebagi khalifah yang sangat cinta
kepada ilmu. Pada masa pemerintahannya penerjemah buku-buku asing digalakan.
Untuk menterjemahkan baku-buku asing Yunani, ia menggaji penerjemah-penerjemah
dari adari golongan kristen dan penganut agama lain yang ahli. Ia juga banyak
mendirikan sekolah salah satu karya besarnya ayang terpenting adalah
pembangunan Baitul Hikmah. Pusat penerjemahan yang berfungsi sebagai perguruan
tinggi dengan perpustakan yang besar. Pada masa al-Ma’mun inilah bagdad mulai
menjadi pusatt kebudayaan dan ilmu pengetahuan.
B.
Kemajuan Ilmu Pengetahuan di Dunia Islam
1.
Di
Eropa
Pada abad pertengahan umat Islam
sanagt bergairah dalam menuntut dan mengembangkan ilmu dipelopori oleh Dibasti
Abbasiyah yang berkuasa pada tahun 750 M. Pada abad pertengahan itu terdapat
tempat pusat peradaban bagdad dan dimesir didunia Islam abagian timur serta
sicilla dan Andalusia (Spanyol Islam) di dunia Islam bagian barat. Bagdad
berperan dari 750-1492 M (dikuasai kembali oleh kristen)
Pengaruh peradaban Islam ke
Eropa berlangsung pada abad ke 12 M dimulai dengan banykanya pemuda kristen
Eropa yang belajar diberbagai universitas Islam di Andalusia serta adanya
gerakan penterjemah di Sicillia dan perang salib di Syria. Empirisme keilmuan Islam
mendorong ilmu Eropa untuk meneliti alam, menaklukan lautan dan menjelajah
benua. Empirisme itu memberikan sumbangsihnya terhadap renaissanceeropa yang
dimulai dari Italia pada abad ke 13 M.
2.
Di
Afrika Utara
Orang romawi berusaha
menyingkirkan kebudayaan latinnya dinegeri-negeri Afrika Utara. Dipindahkan
sekolah-sekolah dan sistem-sistem pendidikannya sebagaimana sastra dan seni
yunani menjadi cemerlang di Roma didapatinya pusat-pusat yang subur di Afrika
utara sepanjang 2 abad perama semenjak Romawi menguasai Afrika.
Disamping sekolah-sekolah dan
pusat-pusat kebudayaan romawi terhadap perpustakaan dimana diadakan ceramah dan
seminar begitu juga panggung sandiwara adan stadium-stadium yang memenuhi desa
dan kota afrika dan berusaha menyingkirkan kebudayaan Romawi.
3.
Di
Andalusia
Orang-orang arab menyebut nama
Andalusia untuk semua plosok Spanyol yang tunduk dibawah kaum muslimin dan nama
arab itu berasal dari nama puak-puak yang berasal dari Spanyol berada dibawah
kekuasaan romawi sehingga ia diserang oleh puak-puak Wandal pada abad ke 5 H.
Semenjak itulah negeri ini dinamakan negeri Wandalusia atau negeri Wandal orang
arab menamainya negeri Wandal.
Dari Andalusia orang-orang
arab mendirikan sekolah-sekolah, masjid-masjid, hotel-hotel, rumah sakit,
disegala tempat. Disamping itu mereka membuka jalan dan jembatan.
Ciri-ciri Umum Pendidikan Islam dan ilmu-ilmu yang
berkembang pada masa keemasan, di antaranya:
1.
Masuknya
ilmu akal
Yang dimaksud dengan ilmu akal
adalah ilmu filsafat, matematika, geomertik, aljabar, sejarah, dan geografi.
Kemudian Islam mencapai puncak kegemilangnya pada waktu ia membuka diri kepada
budaya-budaya lain. Khalifah al-Mansyurlah yang memulai gerakan terjemahan dan
mengkaji ilmu-ilmu dari budaya-budaya lain, kemudian diikuti oleh khalifah
al-Nahdi, al-Rasyid dan al-Makmun.
2.
Timbulnya
sekolah-sekolah
Pada periode ini menyaksikan
munculnya sekolah-sekolah yang belum terkenal sebelum itu. Nizam al-Mulklah
yang pertama mendirikan sekolah-sekolah didalam Islam. Pembinaan
sekolah-sekolah ini mencerminkan puncaknya pendidikan persoalan Islam.
3.
Munculnya
Pikiran-Pikiran Pendidikan Unik.
Diantara ciri-ciri terpenting
yang memberikan keunikan pendidikan Islam sepanjang periode ini adalah
terlibatnya ulama-ulama Islam menulis tentang judul pendidikan dan mengajarkan
secara meluas dan dalam menunjukkan keprihatinan khusus dalam ini. Tokoh yang
pertama-tama menyusun khusus mengenai teori pendidikan ini adalah seperti
Muhammad Ibnu Suhnu (w. 430H/870M) dalam berisalahnya berjudul adab
al-Muallimin etika para guru, Abu al-Hasan Ibn Muhammad al-Qasabi (w.
403H/1012M) dengan risalahnya yang ditulisnya berjudul ar-Risalah al-Mufassah
li ahwal aal-Mua’llimin wa ahkam al-Mua’alaimin (kajian rinci mengenai ahwal
murid dan kaidah-kaidah tentang murid dan guru) dan Burhan al-Islam az-Zarnuji
(sekitar 620H/1217M) dalam risalahnya yang berjudul Ta’lim al-Muta’allimin
Tariq at-Ta’allum (mengajar murid cara belajar). Selain itu sebagai teori
pendidikan ditulis pula oleh beberapa tokohpada masa itu dalam buku mereka
sebagai bagian dari bab-bab dan pasalnya.
4.
Masuknya
ilmu sains
Perkembangan sains yang luar
biasa yang dicapai para ilmuwan biologi, embriologi, genetika, biologi sel,
biografi kedokteran, reaksi genetika, dan terakhir klonning hewan sebagai
rintisan klonning manusia telah melampaui seluruh ramalan masa depan manusia
dan membuat banyak oarng terakagum-kagum. Perkembangan dan pemanfaatan sains
membuktikan bahwa alam semesta tidaklah tercipta secara kebetulan, karena bila
didalamnya terdapat peraturan yang sangat teliti dan hukum yang sangat rapi
untuk mengendalikan dan menjalankan alam semesta adanya peraturan dan hukum
alam yang sanat akurat ini, tentu saja mengharuskan adanya sang pencipta dan
pengatur yang maha berkuasa dan maha bijaksana.
Perkembangan sains yang
dicapai para ilmuwan, serta pemanfaatannya yang sangat mengagumkan berkat
perkembangan teknologi yang pesat baik yang diterapkan apada manusia, hewan
maupun benda mati dan sebenarnya adalah sekelumit rahasia dan hukum alam yang
mengendalikan dan mengatur selutruh benda yang ada yang dileakatkan Allah SWT
pada benda secara sedemikian rupa, sehingga dapat sesuai dengan kondisi-kondisi
yang ditetpakan bagimu.
Kemajuan ilmiah tersebut merupakan
hasil eksperimen ilmiah dan sains itu sendiri bersifat universal dalam arti
tidak secara khusus didasarkan pada pandangan hidup tertentu akan tetapi
pengguanaan dan pengambilannya tetap didasarkan pada pandangan hidup tertentu.
Oleh sebab itu walaupun
penemuan ilmiah bersifat universal dalam arti tidak secara khusus asalkan pada
pandangan hidup tertentu.
Menurut Ghazali ilmu-ilmu
agama Islam terdiri dari:
1. Ilmu tentang prinsip-prinsip
dasar (ilmu ushul) yakni:
a. Ilmu tentang keesaan illahi
b. Ilmu tentang kenabian, ilmu ini juga
berkaitan tentang Ihwal para sahabat serta penerus religius dan spiritualnya.
c. Ilmu tentang akhirat dan eskatologi.
d. Ilmu tentang sumber pengetahuan religius.
Sumber pengetahuan ini ada dua, yakni sumber
primer: al-Qur’an adan As-Sunnah dan sumber sekunder, yakni Ijma dan tradisi
para sahabat.
2. Ilmu tentang cabang-cabang
(furu) atau prinsip-prinsip cabang, yakni;
- Ilmu
tentang kewajiban manusia kepada tuhan (ibadah).
- Ilmu
tentang kewajiban manusia kepada masyarakat, ilmu-ilmu ini terdiri dari;
- Ilmu
tentang transaksi, terutama transaksi bisnis dan keuangan serta hukum
quizás
- Ilmu
kewajiban tentang kontraktual. Ilmu ini berhubungan terutama dengan hukum
keluarga.
- Ilmu
tentang kewajiban manusia kepada jiwanya sendiriaa. Ilamu aini membahas
kualitas-kualitas moral sendiri (aalmu akhlak).
C.
Tokoh-Tokoh Ilmuwan Islam
Ilmuwan Muslim yang muncul
pada abad pertengahan adalah:
· Ilmuwan
Muslim abad ke 9
a. Jabir ibn hayya; bapak ilmu kimia, pendiri
laboratorium.
b. Al-Kharizmi; ahli matematika pertama di
dunia Islam.
c. Al-Kindi; filosuf, pelopor dan pengembang
ilmu pengetahuan.
d. Abu Kamil Syuja; ahli aljabar tertua.
e. Ibn Maskawih; dokter spesialis diet,
filosofis moral.
f. Al-fatghani; astronom yang karyanya banyak
diterjemahkan.
g. Tsabit bin Qurrah; ahli geometri, membahas
waktu matahari.
h. Al-Batani; astronom yang melakukan
observasi gemilang.
i.
Zakaria
al-razi; dokter penemu cacat dan darah tinggi.
· Ilmuwan
muslim abad ke 10
a. Abu Qasim al-Zahrawi; ahli bedah,
penciptaan alat bedah.
b. Al-Farabi; filosofis emanasi, komentator
karya aristoteles.
c. Al-Mas’udi; ahli sejarah dan
pengemabangan.
d. Ibn Amajur; astronom perjalanan ke bulan.
e. Abu Dulaf; sang penyair yagn ahli logam.
f. Ibnu Jujlul; penulis dan ahli biografi dan
ahli kedokteran.
g. Al-Hazim; ahli matematika dan memecahkan
soal-soal Archimedes.
h. Abu wafa; astronom dan ahli matematika
yang mengembangkan trigonometri.
· Ilmuwan
muslim abad ke 11
a. Ibnu Haitsam; ahli fisika yang disegani
Bcon dan Kepler.
b. Al-Karkahi; penulis paling orisinal
dibidang aritmatika.
c. Ibnu Irak; guru al-Biruni, ahli astronom
dan matematika.
d. Al-Birruni; eksperimentalis yang berilmu
luas.
e. Ibnu Sina; dokter dan filosofis jiwa.
f. Ibnu Yunus; penemu pendelum (600 tahun
sebelum galileo).
g. Ibnu Wafid; farmakolog yang menyelidiki
obat bius.
h. Ibnu saffar; penulis sejumlah tabel
astronomis.
i.
Abu
Ubaid al-Bakhri; ahli ilmu bumi.
· Ilmuwan
muslim abad ke 12
a. Umar Khayyan; ahli aljabar dan syair.
b. Ibnu Bajjah; filosofis dan musik
c. Al-khariki; ahli astronom, matematika dan
geografi ide-idenya dikutip oleh Roger Bacon.
d. Al-Khazim; meterolog penemu teori
gravitasi dan dokter.
e. Jabir bin Aflan; astronom yang membangun
observatorium.
f. Ibnu Ghalib; ahli geografi, penulis
sejarah Spanyol.
g. Abu Khair; ilmuan ahli tumbuh-tumbuhan.
h. Ibnu Rusyd; filosof, ahli hukum, perintis
kedokteran umum.
i.
Ibn
Thufail; filusuf, murid Ibnu Rusyd.
· Ilmuwan
muslim abad ke 13
- Al-Bitruji;
astronom yang mengenalkan teori garak spiral.
- Abnu
Sa’ati; dokter ahli membuat kunci
- Abdul
Lathif; ahli anatomi, pengembang studi pertualangan.
- Ibnu
al-Baitar; dokter, penemu 300 jenis obat.
- Al-Kazwini;
ahli ilmu falak fan geografi.
- Abi
Mahasin; dokter spesialis mata.
- Ibnu
Nafis; ahli fisiologi (ilmu faal) dan sirkulasi darah yang kemudian
diformalkan oleh Michael Servetus.
- Dan
lain-lain.
Tokoh Ilmuwan Muslim dan Perannya sampai
Masa Abbasiyah
Dari umat Islam munculah
beberapa tokoh yang ahli di beberapa bidanga ilmu pengetahuan, seperti di
bidang kedokteran, matematika, biologi, dan sejarah.
a.
Kedokteran
- Ibnu
Sina
Ibnu Sina mempunyai nama lengkap
Abu Ali Al-Husaini bin Abdullah bin Sina. Beliau dibesarkan di lembah Sungai
Dajlat dan Furat, di tepi selatan Laut Kaspia. Ketika masih kecil beliau telah
hafal Al-Qur’an, menguasai bahasa Arab, serta mendalami ilmu fikih. Ia belajar
ilmu Mantik pada seorang guru filsafat, bahkan gurunya terkejut karena
kecerdasannya. Pada usia 17 tahun ia telah memahami ilmu kedokteran melebihi
siapa pun. Oleh karena itu, beliau diangkat manjadi penasihat para dokter pada
masa itu.
- Ibnu
Rusyd
Nama asli Ibnu Rusyd adalah
Abdul Walid Muhammad bin Ahmad bin Rusyd. Beliau lahir diujung barat negeri
Islam, yaitu Kordoba, Spanyol. Beliau dibesarkan dalam keluarga yang teguh
menegakkan agama dan berpengetahuan luas. Ketika beliau muda, beliau belajar
matematika, astronomi, filsafat, dan kedokteran. Di Barat beliau dikenal
sebagai ahli dan tokoh dibnidang kedokteran dengan karyanya Al-Kulliyyat
yang telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa. Atas kepandaiannya inilah maka
pada tahun1182 ia diangkat sebagai dokter pribadi khalifah di Maroko.
- Ar-Razi
Ar-Razi bernama lengkap abu
Bakar Muhammad bin Zakaria Ar-Razi. Didunia Barat dikenal dengan nama Rhazes.
Beliau Lahir di Ray, dekat Teheran pada tahun 251 H dan wafat apada tahun 320
H. Beliau terkenal sebagai dokter pertama dalam pengobatan secara ilmu jiwa,
yakni pengobatan yang dilakukan dengan memberi sugesti bagi para penderita
psikomatis.
b.
Matematika/Geometri
- Al-Khawarizmi
Al-Khawarizmi hidup dari tahun
780 – 850 M. Beliau adalah peletak dasar ilmu matematika dengan karyanya yang terkenal
Al-Jabru wal Muqabbala. Dari buku itu kita mengenal ilmu aljabar yang
dikenalkan diseluruh dunia, yang kini diubah menjadi matematika.
- Jamsyid
Giatsuddin Al-Kasyi
Jamsyid hidup pada abad ke-7
di kota Samarkand, salah satu provinsi di Uzbekistan. Jamsyid adalah ulama yang
sangat pandai dalam bidang agama dan ilmu pengetahuan. Beliau seorang profesor
dalam bidang matematika dan astronomi di Universitas Samarkand. Beliaulah
peletak dasar aritmatik yang dilakukan atas dasar slide rule yang dianggap sebagai
penemuan ilmiah paling penting dalam matematika.
- Sabit
bin Qurrah Al-Hirany
Kitab karangannya yang
terkenal adalah:
- Hisabul
Ahillah
- Kitabul
‘Adad
- Ibnu
Haitsam
Kitab karangannya yang
terkenal adalah:
- Qaulun
fi Halli Masalatil ‘Adadiah
- Muqaddimah
Dalilul Musaba
- Ta’liqun
fil Jabr
c.
Biologi
- As-Simay
As-Simay adalah seoranmg ahli
bologi. Salah satu buku hasil karya beliau yang terkenal adalah Kitabun Nabati
wasy Syujjar. Buku ini mengupas masalah biologi, terutama bidang
tumbuh-tumbuhan dan pepohonan.
- Ibnul Awwan
Ibnul Awwan adalah seorang
yang ahli dalam bidang biologi, khususnya bidang pertanian. Bukunya yang
terkenal adalah Al-Fallah.
- Al-Jahiz
Al-Jahiz seorang yang ahli
dalam bidang biologi, khususnya bidang ilmu hewan. Karyanya yang terkenal
adalah Al-Hayawan.
d.
Sejarah/Sosiologi
1. Abu Abdillah Al-Qazwaini
Abu Abdillah Al-Qazwaini
dilahirkan pada abad ke-7 hijriah. Beliau terkenal sebagai seorang ulama dan
ahli dalam bidang sejarah. Kitab yang dikarangnya merupakan kitab terbaik pada
masanya dengan judul, Asarul Bilad wa Akhbarul Ibad. Beliau meniliti sesuai
dengan judul kitabnya, yaitu tabiat Negara atau daerah dan apa yang terkenal,
disamping menyelidiki keadaan penduduk dan kehidupannya. Al-Qazwaini juga telah
mendahului ilmu modern dalam rincian ilomiahnya dalam kitabnya itu.
2. Abu Ar-Raihan Al-Bairuni
Al-Bairuni dilahirkan pada
tahun 364 m dan hidup 75 tahun. Beliau telah menyusun kitab Al-Atsar Al-Baqiah
yang merupakan kitab pertama didunia yang meniliti tentang sejarah, perbedaan
bulan, tahun, penanggalan, sebab, dan cara mengistinbatkannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar