Selasa, 05 Maret 2013

Perkembangan Ilmu Pengetahuan di Dunia Islam


A.               Sejarah Ilmu pengetahuan Dalam Islam

Untuk melihat sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan tentu perlu diawali dari perintah Allah untuk belajar. Allah menurunkan wahyunya yang pertama tentang perintah membaca dan belajar melalui qalam (pena).
Rasulullah adalah orang pertama yang memenuhi ajakan Al-Qur’an untuk membaca dan belajar. Beliau sangat intens dalam berdakwah dengan dua aspek, yaitu agama dan ilmu pengetahuan. Rasulullah terus menyerukan kepada umatnya untuk belajar membaca dan menulis.
Umat Islam dan para sahabat menyambut sruan Allah dan hadis nabi tentang ilmu pengetahuan dengan sangat antusias. Mereka belajar membaca dan belajar menulis agar dapat menyebarluaskan agamanya. Mereka mempelajari bahasa musuhnya agar terlindung dari kejahatan.
Kemampuan para sahabat pun ternyata tidak hanya pada pemahaman agama saja, tetapi juga pada ilmu pengetahuam yang lainnya, seperti pengetahuan dibidang hukum peradilan, ilmu bahasa asing, dan lain-lain.
Sejak Rasulullah dan sahabatnya di Madinah, para sahabat Nabi belajar dan mengajarkan ilmu didalam masjid. Mulai abad keempat para umara dan pembesar Islam mulai mendirikan tempat khusus ruang belajar yang menyatu dengan masjid. Selain itu, para sahabat juga membangun tempat untuk para pelajar, seperti pesantren atau asrama.
Sesungguhnya umat Islam mendahului umat lainnya dalam berbagai ilmu. Umat Islam jugalah yang pertama kali menciptakan huruf timbul yang berguna untuk memudahkan para tunanetra untuk membaca. Penemunya bernama Zainuddin Alhamidi, pada tahun 712 H ketika ia mengalami kebutaan pada masa mudanya.
Puncak dari kejayan ilmu pengetahuan Islam adalah pada masa Khalifah Harun Ar-Rasyid dan putranya Al-Makmun. Pada masa itu bberdirilah Baitul Hikmah (Lembaga Ilmu Pengetahuan). Tugas utama lembaga tersebut, yaitu menerjemahkan kitab-kitab dari bahasa asing kedalam bahasa Arab.
Pada masa daulah Abbasiyah, ibu kota Baghdad menjadi pusat intelektual muslim, dimana terjadi pengembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan Islam. Sekolah-sekolah dan akademik muncul disetiap pelosok. Perpustakaan-perpustakaan umum yang besar didirikan dan terbuka untuk siapapun sehingga pemikiran  filosofis-filosofis besar zaman klasik dipelajari berdampingan dengan ilmu Islam. Pengetahuan akal dan intelektual merupakan suatu dorongan intrinstik dan inheren dalam ajaran Islam.
Bila dianalisis lebih jauh sampai periode-periode ini kaum intelektual Islam identik denan ulama. Apalagi bila diingat bahwa ulama dalam pengertian aslinya aorang berilmu. Ilmu yang dikuasainya itu tidak terbatas kepada ilmu agama saja. Pendapat ini bisa dipegang karena kagiatan intektual itu tumbuh karena manusia sibuk dengan urusan agama. Mereka ini disebut intelektual atau ulama klasik yang oleh shill sebagai intelektual lama atau intelektual sakral dari abad pertengahan.
Demikianlah sejarah perkembangan intelektual muslim pada masa yang disebut Harun Nasution sebagai periode klasik (650-1250) yang merupakan zaman kemajuan di masa inilah berkembangnya dan munculnya ilmu pengetahuan, baik dalam bidang agama maupun non agama dan kebudayaan Islam. Zaman inilah yang menghasilkan ulama besar seperti Imam Malik, Abu Hanafi, Imam as-Syafi’i dan Imam Ibnu Hambal dalam bidang hukum, teologi, Zunnunal-Misri, Abu Yzaud al-Butami, dan Al-Hallaj dalam mistimisme atau tasawuf, al-Kindi, al-Farabi, Ibnu Sina dan Ibnu Maskawaih dalam filsafat, Ibnu Hasyim, Ibnu Khawarizmi, al-Mas’udi dan Rzai dalambidang pengetahuan.
Pada masa kejayaan ini perkembangan intelektual muslim mencapai puncaknya sehingga cenderung memmbentuk pemikiran bebas (rasionalisme) sebagaimana dikembangkan oleh aliran Mu’tazilah. Keadaan ini menimbulkan pertentangan dan kecemasan dikalangan sebagian kaum intelektual muslim. Ketika itu muncul al-Ghazali (1059-1111) menentang pemikiran bebas itu. Al-Ghazali lebih lanjut mengembangkan ,istisisme dan tasawuf. Menurut Hitti mistisisme muslim mewakili suatu reaksi intelektualisme serta formalisme yang berkembang waktu itu.
Sampai sekarang diakui bahwa periode sejarah peradaban Islam serta pendidikan yang paling cemerlang terjadi pada masa pemerintahan Daulah Abbasiyah di Baghdad (750-1285 M) dan Daulah Umayyah di Spanyol (711-1492 M). Pada masa periode ini segala potensi yang tergantung dalam kebudayaan yang didasari nilai-nilai Islam mulai bergerak secara perlahan namun strategis. Selain terjadi kemajuan di bidang sosioekonomik terjadi kemajuan dibidang intelektual. Kemajuan intelektual tersebut ditunjang oleh kemajuan pendidikan baik institusi, intfsartruktur maupun kemajuan sains dan obyek-obyek studinya.
Khlalifah al-Maknun menunjukkan perhatiannya besar pada pendidikan dan kesusteraan. Dikumpulkan kiatab-kitab yang ada didaerah-daerah kekuasaannya seperti; Syria, Afrika, dan Mesir menggantikan apajak-pajak saja. Selalu kelihatan unta-unta memasuki kota Baghdad mambawa kertas dan kitab-kitab saja. Kitab-kitab lama diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Istana al-Maknun tanpa seakan-akan tmpat pertemuan ilmu dan sastra, bukan pusat pemerintahan dan bukan khalifah. Sebab mereka terdiri dari guru-guru pengkritik-pengkritik, penerjemah-penerjemah dan komentar-komentar.
Masa Daulah Abbasiyah adalah zaman meranumnya ilmu pengetahuan dalam dunia Islam. Tamaddu Islam dalam zaman ini ditandai oleh berkembangnya ilmu pengetahuan dengan sangat pesat. Dizaman ini umat Islam telah membuat jalan baru bagi kehidupan ilmunya. Ini adalah hasil logis dari zamannya sendiri yang telah mengalami perubahan. Sejarah perkembangan pikiran dari berbagai bangsa melalui jalan yang sama dalam evolusi kemajuannya yang bertingkat-tingkat yang tiap-tiap tingkatan itu merupakan mata rantai yang bersambung. Peningkatan alam pikiran sejalan dengan bertambahnya kelengkapan waktu dan sebab. Karena pertumbuhan kehidupan akal dan ilmu bukanlah khayal atau mimpi yang datang dengan tiba-tiba yang tidak terikat dengan kanun dan sunnah.
Dizaman ini banyak sekali buku-buku ilmu pengetahuan yang diterjemahkan kedalam bahasa arab darui berbagai bahasa asing, disamping buku-buku asli yang dikarang dalam berbagai bidang ilmu.
Bagdad menjadi cemerlang bukan sebagai ibu kota kahlifah Abbasiyah tetapi sebagai pusat kebudayaan, seni, dan sastra yang belum pernah disaksikan oleh umat manusia serupa itu. Kota Bagdad membawa sulhu ilmu dan pengetahuan keseluruh plosok Asia, di Hindustan di bawah kekuasaan Ghaznawi pada permulaan abad ke 11 di tangan Umar Khayyam, dibawah kaum mongol setelah pertengahan abad ke 13 ditangan Nasiruddin Al-Tusi dinegara-negara Cina kira-kira akhir abad ke 13 ditangan Kuchu King. Dibawah dinasti Utsmaniyyah pada paruhan pertama abad ke 14.
Popularitas Daulah Abbasiyah mencapai puncaknya dizaman khalifah Harun al-Rasyid (786-833) dan putranya al-Ma’mun (813-833 M). Kekayaan yang banyak dimanfaatkan Harun al-Rasyid untuk keperluan sosial. Pada masa sudah terdapat paling tidak sekitar 800 orang dokter, al-Ma’mun pengganti al-Rasyid dikenal sebagi khalifah yang sangat cinta kepada ilmu. Pada masa pemerintahannya penerjemah buku-buku asing digalakan. Untuk menterjemahkan baku-buku asing Yunani, ia menggaji penerjemah-penerjemah dari adari golongan kristen dan penganut agama lain yang ahli. Ia juga banyak mendirikan sekolah salah satu karya besarnya ayang terpenting adalah pembangunan Baitul Hikmah. Pusat penerjemahan yang berfungsi sebagai perguruan tinggi dengan perpustakan yang besar. Pada masa al-Ma’mun inilah bagdad mulai menjadi pusatt kebudayaan dan ilmu pengetahuan.

B.               Kemajuan Ilmu Pengetahuan di Dunia Islam

1.                  Di Eropa
Pada abad pertengahan umat Islam sanagt bergairah dalam menuntut dan mengembangkan ilmu dipelopori oleh Dibasti Abbasiyah yang berkuasa pada tahun 750 M. Pada abad pertengahan itu terdapat tempat pusat peradaban bagdad dan dimesir didunia Islam abagian timur serta sicilla dan Andalusia (Spanyol Islam) di dunia Islam bagian barat. Bagdad berperan dari 750-1492 M (dikuasai kembali oleh kristen)
Pengaruh peradaban Islam ke Eropa berlangsung pada abad ke 12 M dimulai dengan banykanya pemuda kristen Eropa yang belajar diberbagai universitas Islam di Andalusia serta adanya gerakan penterjemah di Sicillia dan perang salib di Syria. Empirisme keilmuan Islam mendorong ilmu Eropa untuk meneliti alam, menaklukan lautan dan menjelajah benua. Empirisme itu memberikan sumbangsihnya terhadap renaissanceeropa yang dimulai dari Italia pada abad ke 13 M.

2.                  Di Afrika Utara
Orang romawi berusaha menyingkirkan kebudayaan latinnya dinegeri-negeri Afrika Utara. Dipindahkan sekolah-sekolah dan sistem-sistem pendidikannya sebagaimana sastra dan seni yunani menjadi cemerlang di Roma didapatinya pusat-pusat yang subur di Afrika utara sepanjang 2 abad perama semenjak Romawi menguasai Afrika.
Disamping sekolah-sekolah dan pusat-pusat kebudayaan romawi terhadap perpustakaan dimana diadakan ceramah dan seminar begitu juga panggung sandiwara adan stadium-stadium yang memenuhi desa dan kota afrika dan berusaha menyingkirkan kebudayaan Romawi.

3.                  Di Andalusia
Orang-orang arab menyebut nama Andalusia untuk semua plosok Spanyol yang tunduk dibawah kaum muslimin dan nama arab itu berasal dari nama puak-puak yang berasal dari Spanyol berada dibawah kekuasaan romawi sehingga ia diserang oleh puak-puak Wandal pada abad ke 5 H. Semenjak itulah negeri ini dinamakan negeri Wandalusia atau negeri Wandal orang arab menamainya negeri Wandal.
Dari Andalusia orang-orang arab mendirikan sekolah-sekolah, masjid-masjid, hotel-hotel, rumah sakit, disegala tempat. Disamping itu mereka membuka jalan dan jembatan.

Ciri-ciri Umum Pendidikan Islam dan ilmu-ilmu yang berkembang pada masa keemasan, di antaranya:

1.                  Masuknya ilmu akal
Yang dimaksud dengan ilmu akal adalah ilmu filsafat, matematika, geomertik, aljabar, sejarah, dan geografi. Kemudian Islam mencapai puncak kegemilangnya pada waktu ia membuka diri kepada budaya-budaya lain. Khalifah al-Mansyurlah yang memulai gerakan terjemahan dan mengkaji ilmu-ilmu dari budaya-budaya lain, kemudian diikuti oleh khalifah al-Nahdi, al-Rasyid dan al-Makmun.

2.                  Timbulnya sekolah-sekolah
Pada periode ini menyaksikan munculnya sekolah-sekolah yang belum terkenal sebelum itu. Nizam al-Mulklah yang pertama mendirikan sekolah-sekolah didalam Islam. Pembinaan sekolah-sekolah ini mencerminkan puncaknya pendidikan persoalan Islam.

3.                  Munculnya Pikiran-Pikiran Pendidikan Unik.
Diantara ciri-ciri terpenting yang memberikan keunikan pendidikan Islam sepanjang periode ini adalah terlibatnya ulama-ulama Islam menulis tentang judul pendidikan dan mengajarkan secara meluas dan dalam menunjukkan keprihatinan khusus dalam ini. Tokoh yang pertama-tama menyusun khusus mengenai teori pendidikan ini adalah seperti Muhammad Ibnu Suhnu (w. 430H/870M) dalam berisalahnya berjudul adab al-Muallimin etika para guru, Abu al-Hasan Ibn Muhammad al-Qasabi (w. 403H/1012M) dengan risalahnya yang ditulisnya berjudul ar-Risalah al-Mufassah li ahwal aal-Mua’llimin wa ahkam al-Mua’alaimin (kajian rinci mengenai ahwal murid dan kaidah-kaidah tentang murid dan guru) dan Burhan al-Islam az-Zarnuji (sekitar 620H/1217M) dalam risalahnya yang berjudul Ta’lim al-Muta’allimin Tariq at-Ta’allum (mengajar murid cara belajar). Selain itu sebagai teori pendidikan ditulis pula oleh beberapa tokohpada masa itu dalam buku mereka sebagai bagian dari bab-bab dan pasalnya.

4.                  Masuknya ilmu sains
Perkembangan sains yang luar biasa yang dicapai para ilmuwan biologi, embriologi, genetika, biologi sel, biografi kedokteran, reaksi genetika, dan terakhir klonning hewan sebagai rintisan klonning manusia telah melampaui seluruh ramalan masa depan manusia dan membuat banyak oarng terakagum-kagum. Perkembangan dan pemanfaatan sains membuktikan bahwa alam semesta tidaklah tercipta secara kebetulan, karena bila didalamnya terdapat peraturan yang sangat teliti dan hukum yang sangat rapi untuk mengendalikan dan menjalankan alam semesta adanya peraturan dan hukum alam yang sanat akurat ini, tentu saja mengharuskan adanya sang pencipta dan pengatur yang maha berkuasa dan maha bijaksana.
Perkembangan sains yang dicapai para ilmuwan, serta pemanfaatannya yang sangat mengagumkan berkat perkembangan teknologi yang pesat baik yang diterapkan apada manusia, hewan maupun benda mati dan sebenarnya adalah sekelumit rahasia dan hukum alam yang mengendalikan dan mengatur selutruh benda yang ada yang dileakatkan Allah SWT pada benda secara sedemikian rupa, sehingga dapat sesuai dengan kondisi-kondisi yang ditetpakan bagimu.
Kemajuan ilmiah tersebut merupakan hasil eksperimen ilmiah dan sains itu sendiri bersifat universal dalam arti tidak secara khusus didasarkan pada pandangan hidup tertentu akan tetapi pengguanaan dan pengambilannya tetap didasarkan pada pandangan hidup tertentu.
Oleh sebab itu walaupun penemuan ilmiah bersifat universal dalam arti tidak secara khusus asalkan pada pandangan hidup tertentu.

Menurut Ghazali ilmu-ilmu agama Islam terdiri dari:

1.    Ilmu tentang prinsip-prinsip dasar (ilmu ushul) yakni:

a.       Ilmu tentang keesaan illahi
b.      Ilmu tentang kenabian, ilmu ini juga berkaitan tentang Ihwal para sahabat serta penerus religius dan spiritualnya.
c.       Ilmu tentang akhirat dan eskatologi.
d.      Ilmu tentang sumber pengetahuan religius.

Sumber pengetahuan ini ada dua, yakni sumber primer: al-Qur’an adan As-Sunnah dan sumber sekunder, yakni Ijma dan tradisi para sahabat.

2.    Ilmu tentang cabang-cabang (furu) atau prinsip-prinsip cabang, yakni;

  1. Ilmu tentang kewajiban manusia kepada tuhan (ibadah).
  2. Ilmu tentang kewajiban manusia kepada masyarakat, ilmu-ilmu ini terdiri dari;
    • Ilmu tentang transaksi, terutama transaksi bisnis dan keuangan serta hukum quizás
    • Ilmu kewajiban tentang kontraktual. Ilmu ini berhubungan terutama dengan hukum keluarga.
  3. Ilmu tentang kewajiban manusia kepada jiwanya sendiriaa. Ilamu aini membahas kualitas-kualitas moral sendiri (aalmu akhlak).

C.               Tokoh-Tokoh Ilmuwan Islam

Ilmuwan Muslim yang muncul pada abad pertengahan adalah:

·    Ilmuwan Muslim abad ke 9
a.       Jabir ibn hayya; bapak ilmu kimia, pendiri laboratorium.
b.      Al-Kharizmi; ahli matematika pertama di dunia Islam.
c.       Al-Kindi; filosuf, pelopor dan pengembang ilmu pengetahuan.
d.      Abu Kamil Syuja; ahli aljabar tertua.
e.       Ibn Maskawih; dokter spesialis diet, filosofis moral.
f.       Al-fatghani; astronom yang karyanya banyak diterjemahkan.
g.      Tsabit bin Qurrah; ahli geometri, membahas waktu matahari.
h.      Al-Batani; astronom yang melakukan observasi gemilang.
i.        Zakaria al-razi; dokter penemu cacat dan darah tinggi.

·    Ilmuwan muslim abad ke 10
a.       Abu Qasim al-Zahrawi; ahli bedah, penciptaan alat bedah.
b.      Al-Farabi; filosofis emanasi, komentator karya aristoteles.
c.       Al-Mas’udi; ahli sejarah dan pengemabangan.
d.      Ibn Amajur; astronom perjalanan ke bulan.
e.       Abu Dulaf; sang penyair yagn ahli logam.
f.       Ibnu Jujlul; penulis dan ahli biografi dan ahli kedokteran.
g.      Al-Hazim; ahli matematika dan memecahkan soal-soal Archimedes.
h.      Abu wafa; astronom dan ahli matematika yang mengembangkan trigonometri.

·    Ilmuwan muslim abad ke 11
a.       Ibnu Haitsam; ahli fisika yang disegani Bcon dan Kepler.
b.      Al-Karkahi; penulis paling orisinal dibidang aritmatika.
c.       Ibnu Irak; guru al-Biruni, ahli astronom dan matematika.
d.      Al-Birruni; eksperimentalis yang berilmu luas.
e.       Ibnu Sina; dokter dan filosofis jiwa.
f.       Ibnu Yunus; penemu pendelum (600 tahun sebelum galileo).
g.      Ibnu Wafid; farmakolog yang menyelidiki obat bius.
h.      Ibnu saffar; penulis sejumlah tabel astronomis.
i.        Abu Ubaid al-Bakhri; ahli ilmu bumi.

·    Ilmuwan muslim abad ke 12
a.       Umar Khayyan; ahli aljabar dan syair.
b.      Ibnu Bajjah; filosofis dan musik
c.       Al-khariki; ahli astronom, matematika dan geografi ide-idenya dikutip oleh Roger Bacon.
d.      Al-Khazim; meterolog penemu teori gravitasi dan dokter.
e.       Jabir bin Aflan; astronom yang membangun observatorium.
f.       Ibnu Ghalib; ahli geografi, penulis sejarah Spanyol.
g.      Abu Khair; ilmuan ahli tumbuh-tumbuhan.
h.      Ibnu Rusyd; filosof, ahli hukum, perintis kedokteran umum.
i.        Ibn Thufail; filusuf, murid Ibnu Rusyd.

·    Ilmuwan muslim abad ke 13
  1. Al-Bitruji; astronom yang mengenalkan teori garak spiral.
  2. Abnu Sa’ati; dokter ahli membuat kunci
  3. Abdul Lathif; ahli anatomi, pengembang studi pertualangan.
  4. Ibnu al-Baitar; dokter, penemu 300 jenis obat.
  5. Al-Kazwini; ahli ilmu falak fan geografi.
  6. Abi Mahasin; dokter spesialis mata.
  7. Ibnu Nafis; ahli fisiologi (ilmu faal) dan sirkulasi darah yang kemudian diformalkan oleh Michael Servetus.
  8. Dan lain-lain.

Tokoh Ilmuwan Muslim dan Perannya sampai Masa Abbasiyah
Dari umat Islam munculah beberapa tokoh yang ahli di beberapa bidanga ilmu pengetahuan, seperti di bidang kedokteran, matematika, biologi, dan sejarah.
a.                  Kedokteran
  1. Ibnu Sina
Ibnu Sina mempunyai nama lengkap Abu Ali Al-Husaini bin Abdullah bin Sina. Beliau dibesarkan di lembah Sungai Dajlat dan Furat, di tepi selatan Laut Kaspia. Ketika masih kecil beliau telah hafal Al-Qur’an, menguasai bahasa Arab, serta mendalami ilmu fikih. Ia belajar ilmu Mantik pada seorang guru filsafat, bahkan gurunya terkejut karena kecerdasannya. Pada usia 17 tahun ia telah memahami ilmu kedokteran melebihi siapa pun. Oleh karena itu, beliau diangkat manjadi penasihat para dokter pada masa itu.
  1. Ibnu Rusyd
Nama asli Ibnu Rusyd adalah Abdul Walid Muhammad bin Ahmad bin Rusyd. Beliau lahir diujung barat negeri Islam, yaitu Kordoba, Spanyol. Beliau dibesarkan dalam keluarga yang teguh menegakkan agama dan berpengetahuan luas. Ketika beliau muda, beliau belajar matematika, astronomi, filsafat, dan kedokteran. Di Barat beliau dikenal sebagai ahli dan tokoh dibnidang kedokteran dengan karyanya Al-Kulliyyat yang telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa. Atas kepandaiannya inilah maka pada tahun1182 ia diangkat sebagai dokter pribadi khalifah di Maroko.
  1. Ar-Razi
Ar-Razi bernama lengkap abu Bakar Muhammad bin Zakaria Ar-Razi. Didunia Barat dikenal dengan nama Rhazes. Beliau Lahir di Ray, dekat Teheran pada tahun 251 H dan wafat apada tahun 320 H. Beliau terkenal sebagai dokter pertama dalam pengobatan secara ilmu jiwa, yakni pengobatan yang dilakukan dengan memberi sugesti bagi para penderita psikomatis.
b.                  Matematika/Geometri
  1. Al-Khawarizmi
Al-Khawarizmi hidup dari tahun 780 – 850 M. Beliau adalah peletak dasar ilmu matematika dengan karyanya yang terkenal Al-Jabru wal Muqabbala. Dari buku itu kita mengenal ilmu aljabar yang dikenalkan diseluruh dunia, yang kini diubah menjadi matematika.
  1. Jamsyid Giatsuddin Al-Kasyi
Jamsyid hidup pada abad ke-7 di kota Samarkand, salah satu provinsi di Uzbekistan. Jamsyid adalah ulama yang sangat pandai dalam bidang agama dan ilmu pengetahuan. Beliau seorang profesor dalam bidang matematika dan astronomi di Universitas Samarkand. Beliaulah peletak dasar aritmatik yang dilakukan atas dasar slide rule yang dianggap sebagai penemuan ilmiah paling penting dalam matematika.
  1. Sabit bin Qurrah Al-Hirany
Kitab karangannya yang terkenal adalah:
  • Hisabul Ahillah
  • Kitabul ‘Adad
  1. Ibnu Haitsam
Kitab karangannya yang terkenal adalah:
  • Qaulun fi Halli Masalatil ‘Adadiah
  • Muqaddimah Dalilul Musaba
  • Ta’liqun fil Jabr
c.                   Biologi
  1. As-Simay
As-Simay adalah seoranmg ahli bologi. Salah satu buku hasil karya beliau yang terkenal adalah Kitabun Nabati wasy Syujjar. Buku ini mengupas masalah biologi, terutama bidang tumbuh-tumbuhan dan pepohonan.
  1. Ibnul Awwan
Ibnul Awwan adalah seorang yang ahli dalam bidang biologi, khususnya bidang pertanian. Bukunya yang terkenal adalah Al-Fallah.
  1. Al-Jahiz
Al-Jahiz seorang yang ahli dalam bidang biologi, khususnya bidang ilmu hewan. Karyanya yang terkenal adalah Al-Hayawan.
d.                  Sejarah/Sosiologi
1.      Abu Abdillah Al-Qazwaini
Abu Abdillah Al-Qazwaini dilahirkan pada abad ke-7 hijriah. Beliau terkenal sebagai seorang ulama dan ahli dalam bidang sejarah. Kitab yang dikarangnya merupakan kitab terbaik pada masanya dengan judul, Asarul Bilad wa Akhbarul Ibad. Beliau meniliti sesuai dengan judul kitabnya, yaitu tabiat Negara atau daerah dan apa yang terkenal, disamping menyelidiki keadaan penduduk dan kehidupannya. Al-Qazwaini juga telah mendahului ilmu modern dalam rincian ilomiahnya dalam kitabnya itu.
2.      Abu Ar-Raihan Al-Bairuni
Al-Bairuni dilahirkan pada tahun 364 m dan hidup 75 tahun. Beliau telah menyusun kitab Al-Atsar Al-Baqiah yang merupakan kitab pertama didunia yang meniliti tentang sejarah, perbedaan bulan, tahun, penanggalan, sebab, dan cara mengistinbatkannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar