Senin, 25 November 2013

Strategi Mempercepat Kekayaan "Kewirausahaan"

A.      Pengertian Kewirausahaan[1]
Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti : pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Usaha, berarti perbuatan amal, bekerja, berbuat sesuatu. Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu. Ini baru dari segi etimologi (asal usul kata). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, wirausaha adalah orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk mengadakan produk baru, mengatur permodalan operasinya serta memasarkannya.
Dalam lampiran Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusahan Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1995, dicantumkan bahwa:
1.      Wirausaha adalah orang yang mempunyai semangat, sikap, perilaku dan kemampuan kewirausahaan.
2.      Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan serta menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.
Wirausaha (entrepreneur) diartikan sebagai  seorang inovator dan penggerak pembangunan.  Bahkan, seorang wirausaha merupakan katalis yang  agresif untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi.  Wirausaha adalah individu yang memiliki pengendalian tertentu terhadap alat-alat produksi dan menghasilkan lebih banyak daripada yang dapat dikonsumsinya atau dijual atau ditukarkan agar memperoleh pendapatan (McClelland, 1961). Wirausaha adalah pencipta kekayaan melalui inovasi, pusat pertumbuhan pekerjaan dan ekonomi, dan pembagian kekayaan yang bergantung pada kerja keras dan pengambilan resiko (Bygrave, 2004).[2]
Jadi wirausaha itu mengarah kepada orang yang melakukan usaha/kegiatan sendiri dengan segala kemampuan yang dimilikinya. Sedangkan kewirausahaan menunjuk kepada sikap mental yang dimiliki seorang wirausaha dalam melaksanakan usaha/kegiatan.

B.       Strategi Mempercepat Kekayaan dengan Berwirausaha
Trik mendapatkan kesuksesan dan kekayaan, yakni dengan membangun bisnis sendiri atau berwirausaha. Banyak orang yang telah berhasil mencapai yang namanya kebebasan finansial setelah mereka membuka bisnis sendiri.[3] Namun, kegiatan wirausaha yang dilakukan harus memenuhi karakteristik wirausaha yang baik agar mampu mencapai kesuksesan dalam menjalankan bidang usaha yang dimilikinya serta mendapatkan kesuksesan financial (kekayaan) dengan cepat dan benar.
Karakteristik yang umumnya dimiliki seorang wirausahawan[4] :
1.        Inovatif
Inovasi adalah kemampuan seorang wirausahawan menemukan solusi. Orientasi kewirausahaan erat kaitannya dengan karakteristik personal. 5 karekteristik personal menurut Lumpkin dan Dess:
a)    Motif berprestasi banyak ditemukan pada seorang wirausahawan dari pada pada seorang manajer. Motif berprestasi terkait dengan sifat proaktif dan kreatif inovatif.
b)   Ada lagi kebutuhan berafiliasi, yaitu keinginan untuk dekat dengan yang lain untuk memastikan dirinya diterima. Gaya kewirausahaan dapat dikaitkan dengan kebutuhan afiliasi. Kebalikan dari hubungan afiliasi adalah keproaktifan. Keproaktifan menghendaki orientasi ke masa depan, sedangkan hubungan afiliasi lebih memperhatikan status quo agar dapat menjaga hubungan dengan yang lain.
c)    Lalu ada yang namanya posisi control. Orang dengan posisi control internal percaya bahwa mereka dapat mengontrol segala hal yang terjadi dalam kehidupannya, sedangkan yang eksternal percaya bahwa segala peristiwa adalah keberuntungan. Posisi control internal terkait dengan keinginan menjadi wirausahawan dan mempengaruhi kinerjanya. Menurut McClelland (1961), orang yang mempunyai keinginan kuat untuk mencapai sesuatu sering menekukan jalannya menjadi seorang wirausahawan dan berhasil.
d)   Yang berikutnya adalah keberanian mengambil resiko, yaitu perspsi seseorang atas kemungkinan memperolah keuntungan bila rencananya sukses sebelum ia memikirkan konsekuensinya bila gagal. Keberanian mengambil resiko membedakan antara wirausahawan, bukan wirausahawan dan manajer.
e)    Lalu yang terakhir, toleran atas ketidakpastian atau ambiguitas. Toleran atas ketidakpastian berkaitan dengan kreatifitas personal dan kemampuan menghasilkan lebih banyak gagasan saat curah pendapat.
Para wirausaha menggunakan proses inovasi sebagai alat pemberdayaan sumber-sumber untuk menciptakan suatu nilai barang dan jasa. Proses inovasi dikendalikan oleh kreativitas. Kreativitas merupakan mata rantai antara pengetahuan pengenalan cara baru untuk mengombinasikan sumber-sumber dan proses pengembangan pengetahuan secara sistematis ke dalam suatu inovasi yang digunakan di pasar.[5]
2.        Berani mengambil resiko.
Karakteristik seorang wirausahawan lainnya adalah kemauan menanggung resiko. Seorang wirausahawan dengan perhitungan yang matang berani menanggung resiko jika perhitungan yang salah.
3.        Terobsesi oleh kesempatan
Seorang wirausahawan selalu mencari dan memanfaatkan setiap peluang yang ada untuk menciptakan produk atau jasa yang baru atau lebih baik dari yang sudah ada. Ksempatan dapat muncul karena adanya produk baru seperti munculnya telephone seluler, computer, dll.
4.        Kreatif
Berbagai factor teori kreatifitas dalam pendekatan konvergensi (confluence approach) menurut Baron dan Share adalah:
a.    Keterampilan intelektual, kemampuan melihat masalah dengan cara baru.
b.    Pengetahuan dasar yang luas dan kaya.
c.    Cara berfikir yang tepat.
d.   Memiliki kepribadian seperti berani mengambil resiko dan toleran.
e.    Mempunyai motivasi intrinsic dan berorientasi pada tugas.
f.     Lingkungan yang menunjang kreatifitas.
5.        Memiliki motif berprestasi 
Orang yang mulai berbisnis adalah mereka yang merasakan dan mempunyai keyakinan diri yang kuat. Jika kita akan menempatkan uang kita pada ririko tertentu, kita harus mempunyai keyakinan kuat bahwa kita akan berhasil. Jika mau berwirausaha kita harus mempunyai kebutuhan berprestasi “Need for Achivement” yang kuat. Wirausahawan yang berhasil dicirikan oleh dorongan atau motivasi (drive), kemampuan berfikir, kompetensi hubungan manusia, keterampilan teknis dan komunikasi.
6.        Mampu mengerjakan tugas dengan lebih baik.
Wirausahawan harus memiliki kemampuan dan keterampilan untuk melaksanakan sebuah tugas dengan lebih baik dari pada yang lainnya. Bakat merupakan modal untuk mencapai suatu keberhasilan, bakat juga merupakan penyelesaian. Jika kita dapat memenuhi pekerjaan secara penuh berarti kita berhasil menyelesaikannya.
7.        Kesabaran dan kesiapan
Memulai usaha apapun selalu beresiko gagal, kesulitan dana dan lainnya. Agar berhasil diperlukan waktu, kesabaran dan kesiapan dalam menghadapi kendala-kendala yang datang menghadang.
8.        Tidak menunggu semua ada
Memulai usaha tidak perlu menunggu semua ada. Yang harus kita lakukan adalah memanfaatkan yang ada dan melengkapi sambil berjalan. Yang paling esensial untuk memulai bisnis adalah ide dan gagasan dan bagaimana mewujudkannya.
9.        Memiliki hubungan social yang baik
Memulai usaha seringkali perlu bantuan orang lain seperti keluarga, teman, dan bank. Namun sebelum mencari dukungan dari orang lain kita harus mulai dari diri sendiri.
10.    Menyukai apa yang kita lakukan.
Modal utama menjalani usaha adalah menyenangi usaha yang kita lakukan. Tanpa minat kita akan mudah menyerang ditengah jalan bila mengalami berbagai persoalan.
11.    Menguasai ilmu dalam bidang usaha yang dilakukan.
Yang dimaksud dengan  ilmu adalah segala sesuatu yang menyangkut usaha yang akan kita lakukan dengan bermodalkan ilmu (skill) yang memadai paling tidak usaha yang kita hadapi tidak tersendat. Konsumen cemdrung membeli barang atau jasa ditempat yang baik pengelolaannya atau penyajiannya baik.
12.     Memiliki modal usaha
Wirausahawan yang akan membuka usaha juga memerlukan modal. Modal dapat berupa modal sendiri atau kerja sama dengan orang lain.selain itu, modal juga dapat berupa hubungan baik dan kepercayaan.
13.    Amanah dan jujur
Terakhir wirausahawan harus amanah, jujur, dan teliti. Seorang wirausahawan harus harus menepati janji, tidak menipu pelanggan, dan tetep memegang teguh pendirian.
14.    Mengenali kesempatan
Salah satu upaya agar kita mengenali kesempatan adalah mempunyai akses atas informasi dan mampu memanfaatkannya sebaik mungkin. Upaya kea rah itu dapat dilakukan melalui pekerjaan yang menyeruplai mereka dengan informasi.

C.      Penggunaan Faktor Kali dalam Bisnis
Studi mengenai wealth management (atau cara mengelola kekayaan) menyimpulkan bahwa ada satu rahasia besar namun sangat simpel yang membuat orang bisa menjadi kaya raya. Mereka menyebut cara simpel itu sebagai : leverage (daya ungkit). Atau : X Factor. Dalam bahasa kita disebut sebagai : faktor kali (multiplier effect).[6]
Yang dimaksud dengan faktor kali adalah kita harus selalu mencari orang / perusahaan / negara / yayasan / teknologi / media massa yang sama sekali sentuh berefek multiplier setiap kali melakukan usaha/bisnis. Bagaimanakah orang-orang kaya, dengan waktu yang sama mampu menghasilkan ribuan kali lebih banyak dibandingkan dengan orang biasa? Banyak orang selalu melakukan pekerjaannya dengan prinsip bekerja dengan keras. Bahkan, ada yang berpendapat bahwa bekerja haruslah sekeras mungkin. Namun, kita harus ingat akan keterbatasan situasi, kondisi, serta waktu kita. Satu hari hanya terdiri atas 24 jam. Oleh karena itu, kita harus punya cara lain selain bekerja keras agar kita bisa menghasilkan ribuan kali lebih banyak dibandingkan sebelumnya. Jika cara marketing kita tepat, kita pun akan bisa mendapatkan ribuan kali lebih banyak dibandingkan orang lain pada umumnya.[7]
Tiga contoh sederhana berikut akan menjelaskan apa itu faktor kali.[8] Seorang anak muda lulusan D-3 usia 35-an yang membuka lapak untuk berjualan es cendol di sudut pusat perbelanjaan. Ia bercerita keuntungan bersih dari jualan es cendol itu sebulan mencapai 3 juta. sebab ia punya 10 lapak. 10 lapak itu adalah faktor kali. Dan dengan itu, dalam sebulan ia bisa menggenggam 30 juta dengan mulus.
Contoh lain adalah seseorang yang punya usaha menyediakan jasa outsourcing tenaga office boy atau OB. Untuk setiap tenaga OB ia meminta fee 50 ribu/bulan dari kliennya – sebuah angka yang lazim diberlakukan oleh penyedia jasa outsourcing. Angka yang cukup kecil sebenarnya. Dia memasok 1000 tenaga OB setiap bulannya, di berbagai pabrik yang tersebar di Jabodetabek. 1000 orang OB itu adalah faktor kali. Dan dengan faktor kali ini, rekan saya itu mendapat 50 juta per bulan dengan mulus.
Contoh terakhir adalah anak muda yang kena PHK, dan kemudian mendirikan usaha berjualan obat herbal secara online. Melalui web yang melintas batas dunia maya, ia berhasil menjaring 100-an reseller yang menjadi partner usahanya. 100-an reseller itu adalah faktor kali. Dan inilah yang membuat anak muda penjual obat herbal itu bisa mendapat keuntungan bersih Rp 25 juta per bulan.
Dari tiga contoh diatas menjadi jelas apa itu FAKTOR KALI. Inilah sebuah faktor yang membuat rezeki kita bisa meningkat berkali-kali lipat; tanpa kita harus melipatgandakan tenaga/diri kita. Sebab dengan faktor kali, kita memanfaatkan orang lain untuk menggelembungkan kekayaan kita.
Nah sayangnya, bagi yang bekerja sebagai karyawan, tidak akan bisa menemukan faktor kali itu. Bahkan sebaliknya, mereka lah yang dimanfaatkan (atau di-eksploitasi) untuk menjadi faktor kali bagi juragan pemilik bisnis dimana mereka bekerja. Juragan pemilik bank misalnya, bisa santai namun bisnisnya tetap terus mekar. Sebab ribuan kantor cabang dan karyawan didalamnya, telah menjadi faktor kali yang melipatgandakan kekayaan sang juragan besar itu. Jadi, kita hanya akan bisa mendapatkan faktor kali, jika kita punya usaha atau bisnis sendiri. Menjadi entrepreneur atau berwirausaha.
Selain itu, Faktor Kali juga bisa didapatkan dengan cara :[9]
1.      Menggunakan Publikasi
2.      Menggunakan Iklan atau Promosi
3.      Menggunakan Tenaga Pemasaran/Sales
4.      Menggunakan Tokoh atau Model
5.      Membuka Cabang Sebanyak Mungkin
6.      Menjual Secara Grosir
7.      Menggunakan Internet
8.      Berada di Lokasi yang Strategis dan Ramai.

D.      Kiat – kiat Menjadi Kewirausahaan yang Sukses
1.             Kiat Sukses Berwirausaha Nabi Muhammad SAW[10]
Kesuksesan adalah impian setiap orang. Begitu juga dengan para pebisnis. Bicara tentang kesuksesan pebisnis. Rasulullah adalah teladan kita. Kesuksesan Beliau dapat kita pelajari. Karena menurut Rasulullah, perniagaan adalah salah satu pintu rizki yang menggiurkan.
Rasulullah pun telah membuktikannya, bagaimana perniagaan dapat memberikan keuntungan yang luar biasa. Apa rahasia kesuksesan yang diterapkan oleh Rasulullah saw sehingga beliau bisa mengembangkan bisnisnya diberbagai penjuru dunia. Menurut Prof. Laode, PH.D dalam buku Rasulullah Business’ School, ada 12 rahasia bisnis Rasulullah yang dapat kita pelajari dan kita terapkan dalam mengembangkan bisnis, diantaranya adalah:
a)   Menjadikan Bekerja sebagai ladang menjemput syurga: Rasulullah menganggap bekerja adalah termasuk ibadah manusia kepada Allah yang dilakukan secara sungguh-sungguh dan berharap hasil terbaik dalam hidupnya. Sebagai diriwayatkan dalam hadist berikut ini: “Sesungguhnya Allah sangat senang jika salah satu di antara kalian mengerjakan suatu pekerjaan yang dengan tekun dan sungguh-sungguh”.
b)   Menerap Kejujuran dan Kepercayaan: Kejujuran dan kepercayaan adalah dua hal yang mutlak dalam melanggengkan bisnis yang kita bangun. Tidak adak tawar menawar dalam masalah ini.  Kejujuran yang kita miliki akan menumbuhkan kepercayaan dari orang lain. Karena orang yang amanah pasti dapat dipercaya.
c)    Tak hanya jago mimpi, tapi harus jago mewujudkan mimpi itu; mimpi tanpa diiringi dengan tindakan hanyalah tinggal mimpi belaka. Ketika kita punya mimpi wujudkan dalam tindakan, tentukan langkah-langkahnya sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
d)   Berfikir visioner, kreatif, dan siap menghadapi perubahan: Sebagai seorang pebisnis ulung harus memiliki pemikiran terdepan, mampu menganalisis perkembangan bisnisnya di masa yang akan datang, seperti apa perkembangan yang akan ia inginkan. Tentunya juga diperlukan sikap kreatif. Mampu menangkap peluang-peluang yang ada dan senantiasa menyesuaikan diri dengan perubahan zaman.
e)    Rasulullah memiliki planning dan goal setting yang jelas; Dalam berbisnis juga perlu perencanaan yang matang, keberhasilan seperti apa yang kita impikan. Dengan demikian kita bekerja sesuai dengan konsep keteraturan yang sudah kita rancang sebaik mungkin. Jika ada kegagalan akan lebih mudah menganalisisnya.
f)    Pintar mempromosikan diri; Pebisnis ulung adalah pebisnis yang mampu mempromosikan dirinya dalam kesempatan apapun. Tidak hanya bisnis yang ia punya, namun pribadinya dapat menjadi asset yang dapat menggaet relasi sebanyak-banyaknya untuk memperkuat kerajaan bisnis yang ia bangun.
g)   Menggaji karyawan sebelum keringatnya mengering; dalam hadist Rasulullah yang diriwayatkan oleh Baihaqi mengatakan bahwa;” Berikanlah gaji atau upah kepada karyawan sebelum kering keringatnya dan beritahukan ketentuan gaji/upahnya, terhadap apa yang dikerjakannya”. Gaji yang diberikan kepada karyawan hendaklah dapat mencukupi kebutuhan hidup mereka. Dengan memberikan gaji tepat waktu dapat menjadi motivasi untuk meningkatkan kinerja seorang karyawan
h)   Mengetahui Rumus, “Bekerja dengan Cerdas”; maksudnya adalah mampu memanfaatkan waktu yang terbatas dengan hasil kerja yang maksimal.
i)     Mengutamakan sinergi; mampu menggandeng orang lain untuk bersama-sama dalam memajukan bisnis. Pebisnis cerdas akan menyadari bahwa tidak semua hal dapat ia lakukan sendiri, maka disinilah letaknya kerjasama untuk melengkapi kekurangan-kekurangannya dalam berbisnis.
j)     Pandai bersyukur dan berucap terima kasih; Orang yang senantiasa bersyukur adalah orang merasa cukup dengan apa yang diberikan Allah SWT. Senantiasa bersyukur dengan kondisi apapun yang ia terima. Rasa syukur inilah akan mengundang nikmat-nikmat Allah lainnya.
k)   Berbisnis dengan Cinta; Melakukan segala sesuatu dengan cinta akan terasa perbedaannya, jika dibandingkan dengan keterpaksaan. Berbisnis dengan cinta akan membuat kita menikmati apa yang kita kerjakan. Tiada tekanan karena kita melaksanakannya dengan sepenuh hati. Bekerja dengan cinta akan mendatangkan ketenangan dan semangat dalam diri kita.
l)     Be The best: Menjadi manusia paling bermanfaat;
Tangan di atas, itu lebih baik daripada tangan di bawah” (HR. Bukhari). Hadis ini menjelaskan ciri orang yang senantiasa selalu membantu orang lain. Dengan ilmu, harta, dan keahlian menjadi modal untuk menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang lain. Hal inipun bisa diterapkan juga oleh  pebisnis ulung. Karena ia menyadari harta, ilmu, dan keahlian yang dia miliki hanyalah titipan yang harus dipertanggungjawabkan di akhirat kelak.
Nabi Muhamad SAW dan para Sahabat tidak hanya mengajarkan konsep menjadi kaya tapi sudah memberi contoh yang sangat jelas dan detail agar kita cepat kaya dengan cara Islam yaitu dengan berdagang atau jadi pengusaha ,karena Nabi dan para Sahabatnya adalah pedagang ulung.
2.             Kiat Sukses Berwirausaha Bill Gates
Bos Microsoft ini adalah orang terkaya di muka bumi ini. Gates memiliki 398 juta lembar saham di Microsoft atau sebesar 4,8%. Sejak pembuat perangkat lunak itu go public pada 1986, Gates telah menjual lebih dari US$29 miliar saham dan meraup US$7,5 miliar dividen.[11]
Melalui usaha kerasnya, perusahaan yang ia dirikan yang bernama Microsoft Corporation menjadi sukses dan Bill Gates melambung menjadi seorang jutawan. Di tahun 1990 Bill Gates sukses merilis sistem operasi yang sangat sukses di pasaran dunia. [12]
Kiat-kiat sukses Bill Gates :
a)      Banyak Belajar
b)      Visi Jangka Panjang
c)      Bertindak Segera
d)     Menerima Kritikan
e)      Mempelajari Teknologi
3.             Kiat Sukses Chairul Tanjung
Chairul Tanjung (CT) adalah konglomerat Indonesia yang namanya berada di urutan 937 dari 1000 orang terkaya di dunia versi majalah Forbes dengan total kekayaan senilai USD 1 miliar. Ayah CT adalah A.G. Tanjung, wartawan Orde Lama yang dulu pernah menerbitkan lima surat kabar beroplah kecil.[13]
Pekerjaan yang dilakukan CT berbeda jauh dengan disiplin ilmu yang ditekuninya di bangku kuliah. Ketika menuntut ilmu di Fakultas Kedokteran Gigi UI tahun 1981, CT mengalami kesulitan finansial untuk biaya kuliah. Saat itulah kemampuannya berbisnis diasah. Ia mulai berbisnis kecil-kecilan menjual buku kuliah stensilan, kaos, dan sebagainya. Kemudian ia memiliki toko peralatan laboratorium dan kedokteran di bilangan Senen Raya, Jakarta Pusat, namun mengalami kebangkrutan. 
Semua kesuksesan yang Ia genggam saat ini tentunya tidak Ia raih secara instan. Lika-liku kegagalan dalam membangun sebuah usaha pastinya tak pernah luput dari perjalanannya. Namun baginya, kegagalan adalah sahabat terbaik bagi Chairul Tanjung. Karena dari sebuah kegagalan, Ia bisa belajar tentang banyak hal baru.
Ada tiga Kunci sukses Chairul Tanjung dalam membangun bisnis yaitu :[14]
a.      Kerja Keras, “Seorang calon pengusaha tidak boleh cengeng dan mudah menyerah,” tegas Chairul Tanjung.
b.      Kerja Cerdas, Selain kerja keras, seorang pengusaha juga dituntut untuk bisa kerja cerdas. Sebab, ketika Anda terjun menjadi seorang entrepreneur, maka secara tidak langsung Anda juga harus bisa membuat perencanaan yang baik, mengambil keputusan dengan tepat, dan mengatasi semua kendala usaha dengan cerdas.
c.       Kerja Ikhlas, Ketika Anda sudah bekerja keras dan bekerja cerdas, maka kunci sukses yang terakhir adalah kerja ikhlas. Setelah semuanya Anda kerjakan dengan optimal, maka selanjutnya serahkan segala keputusan kepada Yang Maha Kuasa.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar