Jumat, 08 Maret 2013

Konsep, Sumber dan Metode Pengumpulan Data


A.          Konsep Data
Data ( tunggal datum) adalah bahan keterangan tentang sesuatu objek penelitian yang diperoleh di lokasi penelitian.
Data merupakan salah satu komponen riset, artinya tanpa data tidak akan ada riset. Data yang akan dipakai dalam riset haruslah data yang benar, karena data yang salah akan menghasilkan informasi yang salah.[1]
Berikut ini adalah pengertian dan definisi data menurut beberapa ahli:[2]

# Webster New World Dictionary
Data adalah things known or assumed, yang berarti bahwa data itu sesuatu yang diketahui atau dianggap.

# Zulkiffi A. M
Data adalah keterangn atau bukti mengenai suatu kenyataan yang masih mentah, masih berdiri sendiri-sendiri, belum diorganisasikan, dan belum diolah.

# Nuzulla Agustina
Data adalah keterangan mengenai sesuatu hal yang sudah sering terjadi dan berupa himpunan fakta, angka, grafik, tabel, gambar, lambang, kata, huruf-huruf yang menyatakan sesuatu pemikiran, objek, serta kondisi dan situasi.

#H. J Sriyanto
Data adalah suatu keterangan atau informasi tentang objek penelitian.

Dari beberapa defenisi data diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa data merupakan materi atau kumpulan fakta yang dipakai untuk keperluan suatu analisa, diskusi, presentasi ilmiah, atau tes statistik.
 Definisi data sebenarnya mirip dengan definisi informasi, hanya saja informasi lebih ditonjolkan segi pelayanan, sedangkan data lebih menonjolkan aspek materi.
Dari kedua istilah ini dapat dicontohkan sebagai berikut: “kardi menginformasikan kepada saya tentang peristiwa jatuhnya pesawat Lion Air di Semarang pada saat kita bertemu di Bandara Juanda Surabaya”. Kata “menginformasikan” dalam kalimat tersebut menunjukkan suatu pelayanan informasi, sedangkan peristiwa jatuhnya pesawat Lion Air adalah data yang diinformasikan.
Berangkat dari konsep yang demikian itu, maka yang paling banyak disinggung dalam penelitian adalah data, baik itu jenisnya maupun teknik memperolehnya. Bahkan pada penelitian tertentu, juga disinggung-singgung bagaimana data tersebut sudah dapat dianalisis di lapangan, sehingga betul-betul dapat mencerminkan data absolute dari sebuah fakta yang utuh.
Ø   Data Kualitatif
Data Kualitatif adalah sebuah data yang dinyatakan dalam bentuk bukan angka. contoh : Jenis Pekerjaan seseorang ( bisa Petani, Nelayan, Pegawai dan sebagainya ), Status pernikahan ( belum menikah, Menikah Duda, Janda ), Gender ( Pria, Wanita ) , kepuasan seseorang ( Tidak puas, cukup puas, sangat puas ) dan sebagainya. Data jenis ini harus dikuantifikasi agar bisa diolah dengan statisitk.
Data kualitatif dapat dibagi menjadi dua pembagian data sebagai berikut:
a.             Data Nominal
Data nominal yaitu data yang memiliki ciri nominal, data yang paling sederhana dimana angka yang diberikan kepada suatu kategori tidak menggambarkan kedudukan kategori tersebut terhadap kategori lainnya tetapi hanya sekadar kode maupun lebel. Data berskala nominal ( sering disebut skala nominal, data nominal atau jenis data nominal ) adalah data yang diperoleh dengan cara kategorisasi atau klasifikasi.
Contoh data nominal :
1.            Jenis Pekerjaan : diklasifikasi sebagai misalnya :
o   Pegawai Negeri diberi tanda 1
o   Pegawai Swasta diberi tanda 2
o   Wiraswasta diberi tanda 3
Ciri data nominal adalah :
·               Posisi data setara, dalam contoh diatas, Pegawai Negeri tidak lebih tinggi dari Wiraswasta, dan sebaliknya, walaupun angka kodenya beda.
·               Tidak bisa dilakukan operasi matematika ( x , /, + , - dan ^ ).
Contoh : tidak mungkin 3 –2 = 1, atau Wiraswasta – Pegawai Swasta = Pegawai Negeri  dan kemungkinan operasi lain.
b.            Data Ordinal
Data ordinal yaitu data suatu urutan tertentu dalam satu seri. Penentuan posisi itu tidak memerhatikan jarak antara data kuantitatif yang satu dengan yang lain. Misalnya 4 orang peserta kontes merancang CPU, masing-masing mendapat nilai 247 diberi rangking nomor satu, nilai 246 diberi nomor dua, nilai 245 diberi nomor tiga, dan nilai 244 diberi nomor empat. Urutannya tidak berbeda dengan peserta kontes merancang CPU di tempat lainnya yang masing-masing memperoleh nilai 356,355, 354, dan nomor 353 sebagai nomor satu, dua, tiga, dan empat. Data berskala Ordinal adalah data yang diperoleh dengan cara kategorisasi atau klasifikasi, tetapi diantara data tersebut terdapat hubungan.
Contoh data ordinal :
1.            Kepuasan Pelanggan : diklasifikasi sebagai :
o   Sangat Puas diberi tanda 5
o   Puas diberi tanda 4
o   Cukup Puas diberi tanda 3
o   Tidak Puas diberi tanda 2
o   Sangat Tidak Puas diberi tanda 1

Ø   Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk angka. contoh : Usia seseorang, Tinggi seseorang, Gaji/Upah, Penjualan dalam sebulan, Jumlah bakteri dalam sebuah percobaan biologi tertentu, dan sebagainya.
Data kuantitatif dapat dibagi menjadi dua:
a.             Data interval
Data interval adalah data yang punya ruas atau interval, atau jarak yang berdekatan dan sama. jarak itu berpedoman pada ukuran tertentu misalnya nilai rata-rata (mean), bilangan kelipatan atau nilai lainnya yang disepakati. Data berskala Interval adalah data yang diperoleh dengan cara pengukuran , dimana jarak dua titik pada skala sudah diketahui.
Contoh data Interval : [3]
Kelompok Pekerja
Besaran Pendapatan Per hari
Bakul Rokok
Tukang Parkir
Portiere
15000-20000
20000-25000
25000-30000

b.            Data rasio
Data rasio yaitu data yang mencakup tiga jenis data diatas ditambah dengan sifat lain, yaitu ukuran ini mempunyai nilai nol yang sama dan dapat diperbandingkan, karena adanya titik nol inilah maka ukuran rasio dapat dibuat perkalian maupun pembagian. Angka pada data ini merupakan ukuran yang sebenarnya dari data kuantitatif. Data berskala Rasio adalah data yang diperoleh dengan cara pengukuran, dimana jarak dua titik pada skala sudah diketahui, dan mempunyai titik 0 yang absolut. Hal ini berbeda dengan skala Interval, dimana tidak ada titik nol mutlak.

B.           Data dan Sumber Data[4]
1.            Data Primer.
Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian. Kalau seorang meneliti pengaruh fokus tema siaran TV terhadap tingkat rating siaran tersebut, kemudian mengambil data tersebut langsung kepada pemirsa acara TV tersebut, maka itu artinya peneliti telah menggunakan sumber data primer. Bagitu pula kalau seorang peneliti mendapat data tingkat pendapatan 10 middle manajer PT Cilubintang Gemilang Mandiri langsung dari dokumen perusahan, maka data tersebut adalah data primer.
2.            Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder dari data yang kita butuhkan. Kalau seorang meneliti kebiasaan belajar murid sekolah dasar, kemudian mengambil data penelitian dari guru dan orang tua, berarti sumber data yang digunakan itu adalah sumber data sekunder. Guru dan orang tua disebut sebagai sumebr data sekunder karena data penelitian diperoleh dari orang yang mungkin mengetahui data tersebut bukan dari murid itu sendiri. Data sekunder diklasifikasi menjadi dua:
a.             Internal data, yaitu tersedia tertulis pada sumber data sekunder. Umpama kalau pada perusahaan, dapat berupa faktur, laporan penjualan, pengiriman, operating statements, general and departmental budgets, laporan hasil riset yang lalu, dan sebagainya.
b.            Eksternal data, yaitu data yang diperoleh dari sumber luar. Umpamanya data sensus dan data register, serta data yang diperoleh dari badan atau lembaga yang aktivitasnya mengumpulkan data atau keterangan yang relevan dengan/dalam berbagai masalah.
C.          Metode Pengumpulan Data[5]
Pengumpulan data dilakukan secara sistematis dan baku. Artinya, terdapat cara-cara yang mengikuti aturan-aturan ilmiah dan sesuai dengan metode penelitian dalam pengumpulan data. Metode pengumpulan data diarahkan dan dipengaruhi oleh masalah yang dipilih dalam penelitian tersebut. Kesalahan dalam memilih metode pengumpulan data akan menyebabkan masalah penelitian tidak dapat dipecahkan. Namun, memungkinkan juga bahwa metode yang dipilih ternyata tidak mampu menghasilkan data seperti yang diinginkan. Oleh sebab itu, dalam pelaksanaan penelitian, diperlukan metode pengumpulan data yang tepat agar data yang diinginkan dapat dikumpulkan secara lengkap dari lapangan.
Di setiap pembicaraan metode penelitian, bahasan metode pengumpulan data menjadi amat penting. Antara lain metode angket, wawancara, observasi, dan dokumentasi.
1.            Metode Angket
Sering pula metode angket disebut sebagai kuesioner (daftar pertanyaan). Bentuk umum sebuah angket terdiri dari bagian pendahuluan berisikan petunjuk pengisian angket, bagian identitas berisikan identitas responden seperti: nama, alamat, umur, pekerjaan, jenis kelamin, status pribadi dan sebagainya, kemudian baru memasuki bagian isi angket. Dari bentuk isi inilah kemudian angket dibedakan emnjadi beberapa bentuk, seperti:
Œ   Angket Langsung Tertutup
Angket langsung tertutup adalah angket yang dirancang sedemikian rupa untuk merekam data tentang keadaan yang dialami oleh responden sendiri, kemudian semua alternaatif jawaban yang harus dijawab telah tertera dalam angket tersebut. Jawaban dari angket ini antara “ya atau tidak”
   Angket Langsung Terbuka
Angket langsung terbuka adalah daftar pertanyaan yang dibuat dengan sepenuhnya memberikan kebebasan kepada responden untuk menjawab tentang keadaan yang dialami sendiri, tanpa ada alternatif jawaban dari peneliti.
Ž   Angket Tak Langsung Tertutup
Angket tak langsung tertutup adalah daftar pertanyaan yang disertai lebih dari satu pilihan yang disediakan oleh peneliti. Responden tinggal memilih jawaban mana yang sesuai.
   Angket Tak Langsung Terbuka
Angket tak lansung terbuka adalah bentuk angket dikonstruksi dengan ciri-ciri yang sama dengan langsung terbuka, serta disediakan kemungkinan atau alternatif jawaban, sehingga responden harus memformulasikan sendiri jawaban yang di pandang sesuai.
2.            Metode Wawancara
Wawancara atau interviu adalah sebuah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarai. Materi wawancara yang baik memiliki: pembukaan, isi, dan penutup. Pembukaan wawancara adalah kata-kata “tegur sapa” seperti: nama ibu siapa, alamatnya dimana, berapa anaknya, umurnya berapa, dan sebagainya. Isi wawancara sudah jelas, yaitu pokok pembahasan yang menjadi masalah atau tujuan penelitian sedangkan penutup adalah bagian akhir dari suatu wawancara. Bagian ini dihiasi dengan kalimat-kalimat penutup pembicaraan, antara lain: saya kira sampai disini wawancara kita, terima kasih atas bantuan bapak, bapak sudah banyak memberikan bantuan kepada saya, dan sebagainya. Bagian penutup biasanya diisi dengan janji-janji untuk bertemu wawancara pada waktu-waktu yang lainnya.
Bentuk-bentuk wawancara :
@   Wawancara Sistematik
Wawancara sistematik adalah wawancara yang dilakukan dengan terlebih dahulu pewawancara mempersiapkan pedoman (guide) tertulis tentang apa yang hendak ditanyakan kepada responden. Apabila seseorang akan mewawancarai sekelompok tukang becak dan pembantu rumah tangga tentang jumlah pendapatan mereka setiap bulan, maka lebih tepat menggunakan wawancra sistematik mengingat tukang becak dan pembantu rumah tangga akan sulit menjawab pertanyaan pewawancara yang tanpa guide tertentu.
@   Wawancara Terarah
Wawancara terarah adalah bentuk wawancara tidak formal dan sistematik bila dibandingkan dengan wawancara sistematik. Wawancara terarah dilaksanakan secara bebas tetapi kebebasan ini tetap tidak terlepas dari pokok permasalahan yang akan ditanyakan. Misalnya mewawancarai sekelompok mahasiswa, dosen, tokoh masyarakat.
Hal yang dipertimbangkan  dari pewawancara adalah :
ü  Memiliki idealisme dalam dunia ilmu pengetahuan.
ü  Memahami makna wawancara untuk metode penelitian.
ü  Memahmi permasalahn yang diwawancarai.
ü  Mampu berkomunikasi dengan baik.
3.            Metode Observasi
Metode observasi adalah metode pengamatan keseharian manusia dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya selain pancaindra lainnya seperti lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit. Suatu pengamatan baru dikategorikan sebagai kegiatan pengumpulan data penelitian apabila memiliki kriteria sebagai berikut:
ü  Pengamatan digunakan dalam penelitian dan telah direncanakan secara sistematik.
ü  Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan.
ü  Pengamatan tersebut dicatat secara sistematik dan dihubungkan dengan proposisi umum dan bukan dipaparkan sebagai sesuatu yang hanya menarik perhatian.
ü  Pengamatan dapat dicek dan dikontrol mengenai validitas dan reliabilitasnya.

Bentuk-Bentuk Observasi:
¥   Observasi Langsung
Dimaksud dengan observasi langsung adalah pengamatan yang dilakukan secara langsung pada objek yang diobservasikan, dalam artian bahwa pengamatan tidak menggunakan “media-media transparan”. Hal ini dimaksud bahwa peneliti secara langsung melihat atau mengamati apa yang terjadi pada objek penelitian. Observasi langsung ini dibagi manjadi beberapa bentuk yaitu:
¥   Observasi Berstruktur
Pada observasi berstruktur, peneliti telah mengetahui aspek atau aktivitas apa yang akan diamati, yang relevan dengan masalah dan tujuan penelitian karena pada pengamatan penliti telah terlebihdahulu mempersiapkan materi pegamatan dan instrument yang akan digunakan. Pengamatan dapat langsung di laboratorium atau di lapangan, baik terhadap manusia, hewan, atau tumbuh-tumbuhan.
¥   Observasi tidak berstruktur
Pada observasi tidak berstruktur peneliti tidak mengetahui aspek-aspek kegiatan yang diamati, yang sesuai dengan tujuan penelitiannya. Dengan demikian pada obseravasi ini pengamat harus mampu secara pribadi mengembangkan daya pengamatannya dalam mengamati suatu objek. Pada observasi ini yang terpenting adalah pengamat harus menguasai ilmu tentang objek secara umum dari apa yang hendak diamati.
4.            Metode Dokumenter
Metode dokumenter adalah salah satu metode pengumpuan data yang digunakan dalam metodologi penelitian sosial. Pada intinya metode documenter adalah metode yng digunakan untuk menelusuri data historis.
Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak ditujukan langsung kepada subjek penelitian. Dokumen yang diteliti dapat berbagai macam, tidak hanya dokumen resmi, bisa berupa buku harian, surat pribadi, laporan, notulen rapat, catatan kasus (case records) dalam pekerjaan sosial, dan dokumen lainnya.[6]


[1] Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta: Rajawali Pers,  1998, h.49
[3] M.  Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitaatif, Jakarta: Prenada Media,  2005, h.121.
[4]M.  Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitaatif, Jakarta: Prenada Media, 2005, h.122.
[5] M.  Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitaatif, Jakarta: Prenada Media 2005, h. 123-144

2 komentar:

  1. postingannya sangat membantu,
    mampir juga http://pewartawonogiri.blogspot.com/
    baragkali aja bisa saling tukar informasi :)

    BalasHapus